Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali dan Lampung Perkuat Kerja Sama Pangan dan Pariwisata

Dari Bali, Lampung ingin mengadopsi kualitas pelayanan atau hospitality Bali di sektor pariwisata.
Penandatanganan MOU Pemprov Lampung dengan Pemprov Bali, Senin (6/11/2023)./Ist
Penandatanganan MOU Pemprov Lampung dengan Pemprov Bali, Senin (6/11/2023)./Ist

Bisnis.com, DENPASAR – Pemerintah Provinsi Lampung dan Bali memperkuat kerja sama antardaerah di sejumlah sektor terutama sektor pangan, peternakan hingga pariwisata. Kerja sama dua Provinsi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) pada Senin (6/11/2023) di Kuta, Kabupaten Badung.

Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi menjelaskan kerja sama dua daerah dilandasi dengan hubungan historis yang sudah lama terbangun antara Lampung dan Bali, terlebih hampir 1 juta warga Lampung saat ini merupakan suku Bali yang dulu datang transmigrasi ke Lampung, membuka lahan untuk bertani.

Dari Bali, Lampung ingin mengadopsi kualitas pelayanan atau hospitality Bali di sektor pariwisata. Menurut Arinal, Lampung yang saat ini sedang mengembangkan pariwisata berkelanjutan atau ramah lingkungan, harus belajar hospitality dari Bali yang sudah jauh berpengalaman.

“Lampung memiliki banyak destinasi unggulan seperti pantai yang indah dan juga sangat cocok untuk sport surfing, kemudian banyak juga destinasi lainnya. Kami ingin belajar dan bekerjasama dengan Bali di sektor pariwisata yang sudah jauh berpengalaman, bagaimana kualitas hospitality di Bali yang belum bisa dilakukan di Lampung,” jelas Arinal usai penandatanganan MOU dengan Gubernur Bali, Senin (6/11/2023).

Pada sektor pangan, Arinal menyebut Lampung merupakan daerah penghasil berbagai pangan seperti beras, kopi, ubi kayu, tebu, jagung. Produksi beras Lampung mencapai 3,3 juta ton, sementara kebutuhan dalam daerah hanya 1,1 juta ton sehingga Lampung bisa mengirim 2 juta ton beras ke daerah yang membutuhkan. Kemudian Lampung juga menghasilkan 6,7 juta ton ubi, 184.000 ton tebu, 3,28 juta jagung, 878.649 ekor sapi, 118.000 ton kopi.

Arinal mengatakan walaupun sebagai daerah penghasil pangan, masih banyak produk pangan tersebut yang dikirim ke luar daerah daerah dalam bentuk pangan mentah karena hilirisasi produk belum banyak dilakukan secara optimal. Melalui kerja sama ini, Arinal membuka pintu kepada investor dari Bali untuk berinvestasi di industri pengolahan bahan pangan, yang kemudian produk jadinya bisa dipasarkan di Bali dan juga diekspor ke luar negeri dari Bali.

Sementara itu, Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menjelaskan kerja sama antar daerah diperlukan di tengah situasi global yang tidak menentu, seperti El-Nino yang berdampak ke gangguan pangan global sehingga beberapa negara menyetop ekspor pangan. Kerja sama Lampung dan Bali memastikan kolaborasi dalam pengembangan sektor unggulan kedua daerah dan juga menjamin ketersediaan pangan.

“Kerja sama antar daerah penting untuk meningkatkan investasi dan ketersediaan pangan,” ujar Mahendra. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Budiyono menjelaskan, kerja sama antara Lampung dan Bali di sektor pariwisata diharapkan mengundang investor pariwisata ke Lampung. Para pelaku pariwisata Bali juga didorong untuk masuk ke Lampung, ambil bagian dalam investasi di sektor pariwisata.

“Lampung memiliki potensi pariwisata yang bisa dikerjasamakan dengan Bali sehingga mendorong pertumbuhan kedua daerah. Akan ada pertemuan dengan ITDC dan pelaku pariwisata Bali untuk merealisasikan kerja sama tersebut,” ujar Budiyono.

Realisasi investasi Lampung hingga kuartal III/2023 senilai Rp7,9 triliun, yang terdiri dari investasi asing atau PMA senilai Rp2,6 triliun, dan PMDN Rp5,2 triliun. Lima besar investasi asing masuk ke industri makanan senilai Rp1,3 triliun, kemudian ke tanaman pangan Rp674 miliar, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp246,3 miliar, perdagangan dan reparasi Rp86,19 miliar dan industri kimia Rp84,6 miliar. 

Sementara itu PMDN paling besar masuk ke industri makanan juga dengan nilai Rp2,43 triliun, kemudian diikuti oleh perdagangan dan reparasi Rp864,9 miliar, dan tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp391,5 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler