Bisnis.com, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali memulai realisasi pembangunan pasar induk yang sudah lama direncanakan untuk mengendalikan harga dan sebagai refrensi harga komoditas di Bali.
Empat kabupaten masuk dalam opsi pembangunan pasar induk yakni Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar dan Kota Denpasar. Lokasi definitif akan diputuskan oleh Pemprov setelah melakukan peninjauan kesiapan lahan di masing - masing daerah.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali, I Wayan Serinah menjelaskan sebelum diputuskan, tim dari Pemprov Bali akan meninjau lokasi yang disiapkan oleh Pemkab. "Satu persatu kabupaten/kota ini dikunjungi untuk diketahui kondisi pasar yang ada," jelas Serinah dikutip dari siaran pers, Kamis (5/10/2023).
Serinah menyebut, lokasi pasar induk sangat menentukan distribusi komoditas di Bali, dengan lokasi yang tepat, pasar induk akan berperan optimal dalam menjaga ketersediaan pangan dan pengendalian inflasi di Bali.
Kontrol terhadap harga komoditas lebih optimal karena pendataan komoditas dilakukan satu pintu. Selama ini dengan tidak adanya pasar induk, Serinah menyebut inflasi di Bali lebih besar dari pada di Jakarta, padahal Bali merupakan penghasil komoditas pertanian.
Pasar induk juga berperan memangkas mata rantai distribusi komoditas yang selama ini dikendalikan oleh tengkulak. Dengan adanya pasar induk kendali tengkulak bisa ditekan sehingga harga komoditas akan lebih murah di tingkat pengecer.
Baca Juga
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, GA Diah Utari menjelaskan pasar induk dapat menjadi referensi harga sehingga dapat diketahui margin harga, yang nantinya juga dapat mempengaruhi penentuan harga di pasar umum, dan selanjutnya menentukan margin harga yang tidak terlalu jauh.
Menurut Diah, sudah lama Bali membutuhkan pasar induk sehingga realisasinya harus segera dilakukan.
"Pasar induk bisa menjadi acuan harga, sehingga harga di pasar umum juga bisa dikontrol," ujar Diah.