Bisnis.com, DENPASAR — Penyaluran kredit investasi di Bali mulai bergeliat seiring dengan pulihnya ekonomi Bali sepanjang 2023.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit Investasi sebesar Rp2,40 Triliun atau tumbuh 9,66 persen yoy. Kepala Kantor Regional OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Kristrianti Puji Rahayu menjelaskan bergeliatnya investasi didorong oleh kepercayaan investor dan masyarakat terhadap ekonomi Bali yang tumbuh 5,60 persen pada kuartal II/2023.
"Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali," jelas Puji dari keterangan resmi, Kamis (14/9/2023).
Catatan OJK tersebut selaras dengan realisasi investasi yang memang tumbuh di 2023. Dari catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada 2023 mencapai Rp1,24 triliun, yang terdiri dari investasi di sektor primer senilai Rp373,38 miliar atau lebih tinggi dibandingkan realisasi sektor primer pada 2022 yang tercatat Rp190,38 miliar. Investasi di sektor primer ini antara lain lapangan usaha tanaman perkebunan dan peternakan, lapangan usaha kehuatanan, kemudian perikanan dan pertambangan.
Realisasi PMDN di sektor sekunder pada 2023 Rp444,45 miliar dengan 12 lapangan usaha seperti industri makanan, tekstil, kayu, kimia dan farmasi hingga industri mesin. Realisasi investasi di sektor ini lebih tinggi dibanding 2022 yang tercatat Rp221,97 miliar.
Berbeda dengan PMDN, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Bali memang masih lebih rendah dibanding 2022. Realisasi PMA di sektor primer US$1.647,5, masih lebih rendah dibanding 2022 yang nilainya US$5.793,1. Sedangkan realisasi PMA di sektor sekunder US$7.775,3, lebih rendah dibanding 2022 yang mencapai US$27.399,5.
Baca Juga
Sedangkan secara keseluruhan, pertumbuhan kredit Bank Umum di Bali hingga Juni 2023 tercatat sebesar 4,34 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan posisi Juni 2023 yang sebesar 4,09 persen. Sementara itu, pertumbuhan kredit BPR posisi Juli 2023 mencapai 4,78 persen yoy, sedikit lebih rendah dibandingkan posisi Juni 2023 yang sebesar 4,97 persen.
Peningkatan penyaluran kredit secara yoy ini selaras dengan meningkatnya aktivitas pariwisata serta sektor pendukung pariwisata di Bali. Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit yoy didorong oleh peningkatan.
Berdasarkan sektornya, pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (tumbuh 4,31 persen yoy) serta Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha (tumbuh 3,30 persen yoy). Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,75 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 5,82 persen (yoy).