Bisnis.com, DENPASAR – Industri perbankan masih yakin ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif walaupun sudah memasuki tahun politik jelang Pemilu 2024.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga, Noviady Wahyudi menjelaskan Pemilu ibarat dua sisi mata uang koin, ada potensi perlambatan ekonomi karena banyak pelaku usaha wait and see atau menahan dana untuk investasi, namun masih banyak yang optimistis jika di tahun politik ini peluang untuk tumbuh positif tetap terbuka.
“Sebelum Pemilu pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif. Memasuki tahun pemilu ini kami melihat peluang untuk tumbuh positif sangat terbuka terutama di beberapa kota besar, termasuk di Bali, sehingga di Bali kami memutuskan untuk melanjutkan investasi. Nasabah–nasabah kami juga optimis dengan peluang ekonomi nasional di tahun politik,” jelas Wahyudi kepada media, Kamis (10/8/2023).
Bali merupakan pasar penting bagi CIMB Niaga, terutama pasca pandemi Bali tumbuh signifikan. Pertumbuhan tersebut terlihat dari naiknya penggunaan kartu kredit CIMB Niaga, Wahyudi menyebut pemakaian kartu kredit di atas 44 persen. Sebagai destinasi wisata utama, Wahyudi optimistis Bali akan tetap tumbuh positif di tahun politik.
Selain itu, tingginya penggunaan kartu kredit menandakan belanja konsumen meningkat signifikan walaupun terjadi perubahan pola nasabah pasca pandemi yang lebih agresif menabung atau menyimpan dana di bank dengan berbagai instrumen keuangan.
Wahyudi menyebut dana simpanan nasabah di Bank CIMB Niaga tumbuh hingga 50 persen, banyak nasabah yang menyimpan dana dalam bentuk tabungan, deposito, dana untuk jaminan hari tua, maupun instrumen lainnya.
Baca Juga
“Kebutuhan nasabah beragam, ada yang kebutuhannya menabung, ada yang untuk transaksi, investasi dan proteksi. Ada lima kebutuhan dasar konsumen tergantung dari kondisinya. Jadi dilihat ada nasabah yang memang lebih membutuhkan pembiayaan atau kredit, tapi banyak juga nasabah yang memiliki dana untuk melakukan investasi, atau dana untuk pensiun. Kami memiliki cukup banyak nasabah private yang mapan, yang investasi untuk masa tua mereka. Kekhawatiran atas wabah seperti Covid-19 untuk memilih menyimpan dana di bank,” ujar Wahyudi.