Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Petani Kopi Punik Sumbawa Bisa Sejahtera

Setelah menerapkan ilmu dari pelatihan secara tekun, peningkatan hasil mulai dirasakan oleh Wiwin dan petani lainnya.
Wiwin Suryani dan Suaminya di kedai kopi Punik Sumbawa, merupakan salah satu binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB yang sukses. Ia kini mampu mengirim kopi ke berbagai daerah dan sedang merintis ekspor./Bisnis
Wiwin Suryani dan Suaminya di kedai kopi Punik Sumbawa, merupakan salah satu binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB yang sukses. Ia kini mampu mengirim kopi ke berbagai daerah dan sedang merintis ekspor./Bisnis

Bisnis.com, SUMBAWA BESAR – Keberanian para petani kopi Punik untuk mulai berinovasi dan lepas dari jeratan para tengkulak yang menyetir harga selama bertahun–tahun kini membuahkan hasil. Para petani kopi di dusun Punik mulai merasakan buah dari kerja keras dan inovasi mereka.

Kecamatan Batu Lanteh khususnya Dusun Punik, Desa Batu Dulang sudah ratusan tahun sebagai penghasil kopi berkualitas di Nusa Tenggara Barat. Konon kopi di dusun Punik sudah ada sejak zaman Belanda dan menjadi komoditas andalan yang dijual ke luar Desa. Walau sudah ratusan tahun, kopi dan komoditas pertanian lainnya belum bisa mensejahterakan warga dusun Punik.

Menurut Wiwin Suryani, salah satu petani kopi di Sumbawa menuturkan selama bertahun–tahun kopi hanya cukup untuk makan sehari – hari, tidak cukup untuk membiayai pendidikan anak, membeli kendaraan, apalagi membangun rumah.

Petani kopi saat itu hanya menanam dan panen, setelah itu diambil oleh para tengkulak dengan harga yang murah, bahkan ketika panen harga bisa terjun bebas.

“Pola seperti itu sudah berjalan mulai dari generasi pertama dan generasi kedua petani kopi punik, dari zaman kakek kami hingga orang tua kami, mereka jual ke Tengkulak dengan harga hanya Rp16.000 per kg saat panen. Keuntungan petani sangat sedikit. Masuk ke generasi kami, kami mulai berpikir cara untuk berubah dan maju, kami berpikir masak lahan kopi yang luas tidak bisa mensejahterakan kami sebagai petani,” jelas Wiwin saat Bisnis berkunjung ke Dusun Punik.

Pada 2017, Alumni Universitas Muhammadiyah Malang ini pun mulai melakukan inovasi, membangun jaringan penjualan baru secara digital, membuat akun di berbagai media sosial, membuka lapak di marketplace.

Wiwin bersama suaminya mulai belajar mengolah kopi, belajar mengikuti pengolahan standar dari kopi mentah menjadi kopi green bean. Secara bertahap harga kopi mereka mulai naik, dan dikenal di luar Sumbawa. Permintaan secara langsung melalui media sosial pun mulai datang, masuknya permintaan langsung ini secara perlahan melepas mereka dari ketergantungan terhadap tengkulak.

Keinginan untuk naik kelas pun bersambut, Pada 2019 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB membuka seleksi pembinaan bagi UMKM potensial di NTB. Wiwin pun ikut mengirimkan profil usaha dan produk kopinya. Dari ratusan UMKM, Wiwin menjadi salah satu peserta yang terpilih bersama 19 UMKM lainnya.

Setelah lulus seleksi dia mengikuti pelatihan selama enam bulan di Bank Indonesia. Wiwin menjelaskan selama pelatihan dia Dibina bagaimana membangun usaha kopi yang baik, mulai dari cara pembibitan, pemeliharaan tanaman seperti pemangkasan selektif, cara pemetikan buah sehingga menghasilkan biji kopi berkualitas. Wiwin juga mendapat pelatihan cara mengemas kopi sesuai standar pasar nasional.

“Pelatihan selama enam bulan itu sangat berdampak positif bagi kami selain pelatihan soal kualitas produksi, kami juga dibina untuk membentuk kelompok tani kopi, sehingga mulai terbentuklah kelompok tani kopi Rokam Bangkit dengan anggota 40 orang petani yang mengolah lahan 110 hektare. Tidak hanya pelatihan, Bank Indonesia juga memberikan bantuan greenhouse, gudang penyimpanan kopi, akses pasar ke nasional hingga kami semakin dikenal,” jelas Wiwin.

Setelah menerapkan ilmu dari pelatihan secara tekun, peningkatan hasil mulai dirasakan oleh Wiwin dan petani lainnya. Kualitas biji kopi mereka meningkat karena menerapkan pola pemangkasan selektif dengan baik, harganya pun mulai naik di angka Rp37.000 per kg di tingkat petani, jika pengiriman ke luar daerah harganya bisa mencapai Rp42.000 per kg sudah termasuk ongkos kirim. Permintaan langsung pun berdatangan dari Lombok, Bali, Surabaya, Bekasi, Jakarta hingga Tarakan.

Menurut Wiwin permintaan paling banyak datang dari Surabaya, sekali pengiriman ke Surabaya bisa satu kontainer atau 18 ton.

Dengan harga yang bagus, petani bisa untung Rp5000 dalam setiap 1 kg penjualan, jadi dalam satu ton, petani kopi punik bisa mendapat untung hingga Rp5 juta. Petani juga sudah memegang kendali harga dan tidak lagi bergantung ke harga para pengepul atau tengkulak, bahkan para pengepul kini membeli kopi dengan harga yang dari petani. Dengan keuntungan yang besar, kesejahteraan petani mulai meningkat.

Menurut Wiwin penghasilan dari kopi sudah cukup untuk membangun rumah yang layak, membiayai pendidikan anak hingga perguruan tinggi, dan membeli kendaraan.

Sementara itu panen kopi sudah dimulai sejak Juni dan puncak panen raya diprediksi pada Agustus, pada musim panen raya produksi kopi Wiwin dan kelompoknya bisa mencapai 250 ton, panen pada Juni dan Juli bisa menghasilkan 100 ton kopi robusta dan 20 ton kopi arabika. Banyaknya permintaan dari luar daerah membuat kopi mereka selalu habis, bahkan permintaan sudah datang sejak sebelum panen.

Selain menjual kopi ke luar daerah, sejak 2021 wiwin mengembangkan usahanya dengan membuka kedai di rumah mereka. Kedai kopi tersebut ramai dikunjungi oleh warga Sumbawa yang ingin menikmati kopi punik langsung di lokasi, bahkan para wisatawan asing juga beberapa kali datang terutama wisatawan asing yang ingin mengetahui kopi sumbawa, dan meminta sampel untuk dibawa ke negara mereka.

Wiwin juga memproduksi kopi jadi dalam kemasan untuk oleh–oleh dan kebutuhan rumah tangga. Kopi Punik dalam kemasan juga dijual melalui marketplace.

Mulai tahun ini Wiwin sedang merintis jalan untuk ekspor, banyak calon pembeli dari Korea, Turki, China, Singapura yang meminta sampel kopi Punik. Untuk merambah pasar ekspor menurut Wiwin banyak yang harus dipenuhi, mulai dari kualitas kopi dan kesiapan barang yang akan dikirim, karena permintaan ekspor biasanya dalam kapasitas besar dan dengan kontrak jangka panjang. 

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB, Heru Saptaji menjelaskan kopi Punik Sumbawa menjadi salah satu binaan BI yang sukses berkat keuletan, kerja keras, mental ingin maju dan mau belajar kepada ahli serta mengikuti perkembangan pasar. Menurutnya kopi Punik merupakan salah satu potensi emas NTB yang harus terus diangkat dan dikembangkan oleh seluruh stakeholder. Program pembinaan selama enam bulan dan bantuan fasilitas lainnya kata Heru bagian stimulus BI dalam mengangkat potensi kopi Punik.

“Kami membina kopi Punik sebagai rule model bagi petani lainnya agar mau bangkit, menaikan standar kualitas produk dari kelas lokal ke orientasi ekspor. Untuk mencapai itu dibutuhkan mental yang kuat dari petani itu sendiri. Siap menjalani end to end proses atau berproses dengan baik. Keberhasilan kopi punik ini semoga bisa direplikasi oleh masyarakat lainnya dengan baik,” jelas Heru.

Bank Indonesia, kata Heru sedang berupaya membangun ekonomi NTB dari hulu hingga hilir, sehingga semua lapisan masyarakat bisa menjadi pelaku ekonomi yang aktif. NTB menurutnya memiliki struktur ekonomi yang lengkap yang jarang dimiliki oleh daerah lain mulai dari sektor pertanian, perikanan, hingga sektor pariwisata. Jika semua sektor tersebut bisa dioptimalkan, masyarakat NTB akan sejahtera. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper