Bisnis.com, DENPASAR - Pesta Kesenian Bali (PKB) yang berlangsung selama satu bulan telah berakhir pada 16 Juli 2023 dengan ditutup oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Selama satu bulan penuh pelaksanaan PKB ke-45, Pemprov Bali merekap nilai transaksi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang berjualan selama PKB mencapai Rp10 miliar.
Gubernur Bali, Wayan Koster menjelaskan rincian transaksi meliputi produk Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mencapai Rp. 8 milyar lebih, sedangkan para penggiat kuliner seperti yang menjual blayag, tipat, babi guling dan kuliner lainnya, transaksinya mencapai Rp2 miliar.
Selain itu, penjual kerajinan dari bambu membukukan omset Rp20 juta dan penjual busana mencapai Rp380 juta. Menurut Koster capaian UMKM selama ajang PKB menggambarkan dampak pesta tahunana tersebut sangat besar bagi ekonomi Bali.
"Pesta Kesenian Bali juga telah berhasil menjadi media pengembangan perekonomian masyarakat Bali, yaitu Pameran IKM Bali Bangkit. Selama berlangsung Pesta Kesenian Bali tahun 2023 ini, telah memberi rezeki kepada para Pelaku IKM/UMKM, dan penggiat kuliner," jelas Koster dikutip dari siaran pers, Selasa (18/7/2023).
Selain itu jumlah pengunjung PKB pada 2023 meningkat dibandinh 2022. Dari hasil penghitungan melalui empat pintu masuk Taman Budaya, jumlah total pengunjung PKB di 2023 mencapai 1,6 juta orang, sedangkan pada 2022 yang lalu hanya mencapai 1,3 juta orang. Pengunjung PKB padan 2023 juga terdapat wisatawan mancanegara yang jumlahnya 1.476 orang. Rata – rata kunjungan ke PKB mencapai 57.270 orang per hari.
Baca Juga
Menurut Koster, Pemprov Bali bersama-sama pemerintah kabupaten/kota se-Bali sejak lama memberi perhatian serius untuk melestarikan seni budaya Bali dengan memberi dukungan kebijakan dan apresiasi terhadap pengembangan seni-budaya.
"Kekayaan seni-budaya Bali telah mampu mendorong berkembangnya karya seni-budaya tradisi, berikut diikuti dengan berkembangnya karya seni-budaya modern kontemporer. Oleh karena itulah, diperlukan wahana dan apresiasi untuk menampilkan seni tradisi dan seni modern kontemporer," ujar Koster.
