Bisnis.com, DENPASAR - Pelaku UMKM di Gianyar mulai bangkit pascpandemi Covi-19 karena mendapatkan manfaat dari keikutsertaan sebagai peserta pelatihan peningkatan kapasitas secara online.
I Wayan Catur, owner Siku Bali mengaku berkat pelatihan, hasil karyanya sempat dipasarkan di ajang KTT G20 di Nusa Dua Bali pada akhir 2022 silam. Tidak hanya itu saja, dari pelatihan pula dirinya mendapatkan akses lebih mudah ke pasar internasional.
“Sekarang lumayan penjualannya. Untuk penjualan online selama ini memang belum langsung karena lebih banyak dibantu teman, karena saat ini masih fokus di produksi,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (18/5/2023).
Siku Bali merupakan UMKM penghasil kerajinan berbahan keramik yang berlokasi di Tegallang, Kabupaten Gianyar. Jenis yang diproduksi seperti tempat bumbu dapur, asbak, teko dan cangkir, tempat susu. Usaha ini sudah dirintis oleh Catur sejak 1996. Berawal dari kegemarannya membuat kerajinan di sekolah dari tanah liat dari sungai. Bakatnya kemudian menyita perhatian seorang wisatawan dari Prancis. Dia kemudian disarankan mencoba menggunakan bahan baku keramik.
Kini, produk Siku Bali telah dipasarkan hingga ke seluruh Indonesia. Adapun pelanggan dari berbagai negara seperti Italia, Jepang, Spanyol, Korea Selatan, China hingga India. Menurutnya, penjualan ke berbagai negara terjadi karena adanya layanan digitalisasi yang membuat produknya dikenal. Selain itu berkat bantuan dari beberapa temannya yang ikut memasarkan. Dalam sebulan penjualannya saat ini sekitar Rp50 juta.
“Sekarang ini penjualan sudah mulai kencang lagi. Selama pandemi kecil sekali,” jelasnya.
Baca Juga
Menurut dia, mulai kencangnya order tidak bisa dilepaskan keikutsertaanya sebagai peserta pelatihan yang digelar oleh Rumah BUMN di Gianyar binaan BRI. Dari pelatihan tersebut, dia terbantu mendapatkan pengetahuan mengenai digitalisasi serta akses ke pasar internasional secara langsung. Termasuk mendapatkan materi mengenai inovasi produk hingga bagaimana menjual melalui dagang-el.
Sebelum mengikuti pelatihan, dia tidak mengetahui mengenai media promosi serta bagaimana inovasi produk. Itu terjadi karena biasanya, Siku Bali melayani pembelian mengandalkan pesanan dari pembeli. Untuk saat ini, inovasi mulai dilakukan dalam bentuk desain hingga tampilan.
Pengetahuan ini pula yang kemudian memberinya semangat menjual mengandalkan nomor aplikasi whats app ke pelanggan. Membuat usahanya bisa selamat karena produk-produknya yang lama bisa terjual. Ketekunannya mengikuti pelatihan juga membuatnya beberapa kali difasilitasi BRI mengikuti pameran di ibu kota. Puncaknya pada Oktober 2022, produknya ikut dipajang di UMKM EXPO (RT) Brilianpreneur 2022 di event KTT G20 di Nusa Dua.
Catur mengaku sangat terbantu oleh BRI. Dia mengaku merupakan nasabah bank himbara tersebut dan sempat dibantu fasilitas KUR untuk modal mengontrak tempat usaha. Manfaat lain yang diperolehnya adalah pelatihan dan pengetahuan terkait digitalisasi dari tim BRI. Meskipun saat ini masih fokus dengan produksi, tidak menutup kemungkinan akan menjajal penjualan lewat online untuk bangkit paska pandemi.
Chief Economist BRI sekaligus Direktur Utama BRI Research Institute Anton Hendranata menjelaskan pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia harus dikuatkan dan dibantu secara berjenjang dan berkesinambungan, terutama dari sisi pembiayaan dan pemberdayaannya. Skema KUR yang tepat sasaran dan subsidi bunga yang efektif, mendorong inklusi keuangan, dan literasi keuangan akan membuat pelaku UMKM semakin mandiri dan kompetitif.
“Pada saat UMKM kuat maka Indonesia akan kuat menghadapi badai resesi ekonomi global,” tutupnya dikutip dari keterangan tertulis.