Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi NTB Tumbuh 3,5 Persen, Dipicu Kinerja Sektor Konstruksi

Tumbuhnya ekonomi NTB dipicu oleh meningkatnya kinerja sektor konstruksi yang tumbuh 12,76 persen, kemudian sektor perdagangan 9,07 persen.
Sebagian sudut kota tua Ampenan, di Mataram, NTB/Istimewa
Sebagian sudut kota tua Ampenan, di Mataram, NTB/Istimewa

Bisnis.com, DENPASAR - Ekonomi Nusa Tenggara Barat pada kuartal I/2023 tumbuh 3,5 persen jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2022. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Wahyuddin, menjelaskan tumbuhnya ekonomi NTB dipicu oleh meningkatnya kinerja sektor konstruksi yang tumbuh 12,76 persen, kemudian sektor perdagangan 9,07 persen.

"Selain dua sektor tersebut, sektor pertanian juga tumbuh 3,19 persen. Tingginya pertumbuhan sektor konstruksi dipicu oleh berbagai proyek konstruksi yang berjalan di NTB," jelas Wahyuddin dikutip dari live streaming (Senin, 15/5/2023). 

Pertumbuhan sektor pertanian terjadi karena ada peningkatan nilai tambah pada tanaman pangan, perkebunan tahunan, peternakan, dan kehutanan. Komoditi utama yang menyebabkan peningkatan ini adalah peningkatan produksi padi yang meningkat sebesar 83.000 ton gabah kering giling (GKG). 

Wahyudin juga menjelaskan pertumbuhan pada sektor perdagangan didukung oleh peningkatan penjualan mobil dan sepeda motor. Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat seiring penghapusan pembatasan kegiatam masyarakat atau PPKM. Berbeda dengan tiga sektor tersebut, sektor pertambangan di NTB pada kuartal I/2023 mengalami kontraksi 0,48 persen (YoY). 

"Pertumbuhan negatif dari pertambangan disebabkan karena penurunan produksi konsentrat kering pada triwulan I/2023 dibandingkan kuartal I/2022. Pertambangan bijih logam memiliki andil sangat besar terhadap pertumbuhan kategori pertambangan dan penggalian sehingga menyebabkan kontraksi pada kategori ini sebesar 0,48 persen," kata Wahyuddin. 

Selain sektor pertambangan, dua sektor penahan laju ekonomi NTB adalag sektor jasa keuangan yang kontraksi 7,23 persen dan sektor Informasi dan Komunikasi yang kontraksi 0,23 persen. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper