Bisnis.com, DENPASAR – Kabupaten Jembrana menjadi percontohan/pilot project pengolahan kakao fermentasi secara terpadu yang difasilitasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
Pengolahan kakao secara terpadu merupakan upaya meningkatkan produksi kakao Jembrana lebih baik dari sisi kuantitas dan kualitas. Direktur Pengembangan UMKM dan Koperasi Bapenas Ahmad Dading Gunadi menjelaskan dipilihnya Jembrana sebagai lokasi pilot project pengembangan kakao fermentasi untuk memperkuat hilirisasi atau pengolahan pasca panen.
Dading menjelaskan pelaku industri kakao Jembrana akan didorong mengolah kakao sesuai dengan standar ekspor. "Kami ingin memenuhi kebutuhan pasar, agar sesuai standar pasar bahkan mulai dari bibit kakao yang di tanam di Jembrana," jelas Dading dikutip dari siaran pers, Kamis (9/3/2023).
Baca Juga
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menjelaskan adanya pengelolaan kakao secara terpadu di Jembrana semakin memperkuat posisi Jembrana sebagai pusat produksi kakao di Bali. Tamba yakin bakal mampu memenuhi permintaan kakao dari pasar ekspor yang semakin tinggi.
“Pilot project dari Kementerian Koperasi dan UKM akan mendorong petani kakao di Jembrana semakin semangat menanam kakao. Saat ini kami sudah menetapkan sejumlah desa sebagai desa kakao karena mayoritas tanaman di desa tersebut kakao, kami akan terus memperluas area tanam kakao di Jembrana karena pasarnya memang bagus,” jelas Tamba.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, produksi kakao Jembrana saat ini 3.000 ton per tahun, sedangkan permintaan dari pasar ekspor mencapai 5.000 ton. Pasar kakao Jembrana di luar negeri ke kawasan Asia dan Eropa.