Bisnis.com, DENPASAR – Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Sandiaga Uno angkat suara soal banyaknya warga negara Rusia dan Ukraina datang ke Bali di tengah konflik berkepanjangan antara kedua negara tersebut.
Sandi menjelaskan pada prinsipnya pemerintah tidak membedakan asal wisman, dan bakal tetap dimudahkan masuk ke Bali maupun daerah lainnya di Indonesia. Tetapi khusus kasus wisatawan Rusia dan Ukraina Sandi mengaku sudah berkomunikasi dengan Dirjen Imigrasi Silmy Karim.
“Saya sudah memiliki hotline dengan Dirjen imigrasi pak Silmy, prinsipnya kami tetap memudahkan wisatawan yang masuk ke Indonesia, tetapi akan ada pemantauan apakah mereka berkegiatan wisata atau non wisata,” jelas Sandi kepada media di Kuta, Kamis (23/2/2023).
Baca Juga
Pemerintah bakal mengambil tindakan jika menemukan wisatawan yang menggunakan paspor liburan, tetapi malah bekerja secara ilegal di Bali. Menurut Sandi hal itu tidak boleh terjadi karena WNI sendiri sedang membutuhkan banyak lapangan kerja. Masyarakat juga diimbau untuk melapor jika ditemukan tindakan pelanggaran wisatawan di Bali.
Menurut Sandi, pemerintah tidak hanya mengejar naiknya angka kunjungan wisman ke Bali, tetapi juga memprioritaskan wisman yang berkualitas, yang memiliki spending atau belanja yang tinggi dan length of stay yang panjang. Bali memang menargetkan 4,5 juta wisman, tetapi bukan berarti harus mengobral atau menjual Bali degan murah di luar negeri.
Sandi juga mengaku sudah berbicara dengan otoritas Tiongkok soal komitmen mendatangkan wisman Tiongkok yang berkualitas. “Saya bicara juga dengan pemerintah Tiongkok soal pariwisata berkualitas, sehingga lama tinggal wisatawan dan belanja harus tinggi, praktik wisata murah harus ditinggalkan sehingga kebangkitan Bali adalah wisata berkualitas,” ujar Sandi.