Bisnis.com, KUPANG — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengembangkan tanaman sorgum seluas 9.500 hektare untuk meningkatkan ketahanan pangan warga NTT dalam rangka mengantisipasi apabila terjadi krisis pangan secara global.
"Pemerintah NTT menargetkan 9.500 dari 34.000 hektare yang dikembangkan di seluruh kabupaten/kota di NTT. Tanaman sorgum itu sudah ada yang dipanen oleh warga setempat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Lecky Frederich Koli di Kupang, Rabu (22/2/2023).
Ia mengatakan tanaman sorgum gencar dikembangkan di Provinsi NTT, karena kondisi iklim di provinsi berbasis kepulauan ini sangat mendukung tumbuhnya tanaman sorgum.
Menurut dia pemerintah NTT terus mendorong para petani untuk menanam tanaman sorgum untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus untuk meningkatkan pendapatan ekonomi petani.
"Ketika terjadi krisis pangan secara global, kebutuhan pangan masyarakat NTT tetap aman karena persediaan pangan sangat bervariasi ada jagung, sorgum, maupun tanaman pangan lain. NTT tidak mengalami kesulitan pangan apabila semua komoditas unggulan yang ada itu terus dikembangkan masyarakat," kata Lecky Frederich Koli.
Sementara itu Bupati Manggarai Heribertus Nabit mengatakan tanaman sorgum terus dikembangkan di beberapa daerah di wilayah itu termasuk dilakukan sejumlah lembaga pendidikan seperti SMP Negeri Satarmese.
Ia mengatakan tanaman sorgum dapat menjadi salah satu alternatif dalam memperkuat ketahanan pangan di tengah cuaca yang tidak menentu akibat perubahan iklim.
"Dengan cuaca yang tidak jelas seperti sekarang ini, sebagai bagian dari perubahan iklim tentu tidak bisa berharap terlalu banyak pada produksi padi, karena produksi padi menjadi tidak menentu, kami berharap bahwa padi yang tidak menentu ini bisa ditutup oleh komoditas lain, termasuk sorgum," kata Bupati Heribertus Nabit.