Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jembrana Bangun Sentra Pengolahan Beras Terpadu

Pada 2022 luas lahan panen di Kabupaten Jembrana mencapai 10.450 hektare, dengan produksi padi 58.022 ton gabah kering giling (GKG).
Bupati Jembrana I Nengah Tamba menandai pembangunan sistem pengolahan beras terpadu (SPBT) di Subak Tibu Beleng, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana pada Rabu (22/2/2023)
Bupati Jembrana I Nengah Tamba menandai pembangunan sistem pengolahan beras terpadu (SPBT) di Subak Tibu Beleng, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana pada Rabu (22/2/2023)

Bisnis.com, NEGARA – Kabupaten Jembrana mulai membangun sentra pengolahan beras terpadu (SPBT) yang ditargetkan bisa menghasilkan beras Jembrana berkualitas dan mampu bersaing dengan beras dari luar Bali.

Peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan penggilingan beras terpadu dilakukan pada Rabu (22/2/2023), lokasi penggilingan berada di subak Tibu Beleng, Desa Penyaringan, yang merupakan salah satu sentral gabah di Jembrana dengan luas lahan mencapai 395 hektare.

Pengolahan terpadu ini dibangun oleh pemerintah pusat melalui CSR Bank Mandiri atas usulan pemkab Kabupaten Jembrana. SPBT ini ditargetkan rampung pada kuartal III/ 2023.

Kapasitas produksi penggilingan terpadu ini mencapai tiga ton per jam, jika beroperasi selama 8 jam sehari maka mampu memproduksi 24 ton beras. Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menjelaskan usulan membangun sentra pengolahan beras bertujuan untuk menjaga stabilitas harga beras di Jembrana.

“Selama ini petani selalu mengeluh rugi karena beras mereka dibeli dengan harga murah, sementara di tingkat pengecer harga beras mahal, padahal di petani cuma Rp4.000 per kg untuk gabah kering. Jadi ada selisih yang sangat jauh. Dengan adanya sentra pengolahan ini, kami targetkan bisa membeli gabah kering giling (GKG) dari petani dengan harga yang lebih layak, misalnya Rp5.000 per kg, kemudian diolah disini dan dijual di pasaran dengan harga Rp10.000, kami hitung itu sudah untung,” jelas Tamba di sela acara ground breaking, Rabu (22/2/2023).

Pada 2022 luas lahan panen di Kabupaten Jembrana mencapai 10.450 hektare, dengan produksi padi 58.022 ton gabah kering giling (GKG), dari jumlah tersebut menghasilkan beras 32.722 ton. Menurut Tamba setiap tahun Jembrana surplus 5.000 ton beras, sebagai salah satu daerah penghasil beras, menurut Tamba masyarakat Jembrana seharusnya bisa membeli beras dengan harga yang lebih murah.

SVP Bank Mandiri Hendrianto Setiawan menjelaskan sentra pengolahan beras ini merupakan bagian upaya membangun ekosistem pertanian yang maju. SPBT ini akan mendukung petani setelah masa pra-tanam dan tanam, yaitu khususnya pada masa panen dan pasca panen.

“SPBT yang akan dibangun memiliki kapasitas produksi beras sebesar 3 ton per jam dan dikelola oleh kelembagaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Tidak hanya mengolah gabah petani saja, SPBT ini nantinya juga mampu menyerap beras medium dari usaha pengolahan beras tradisional setempat. Alhasil, SPBT akan dapat berproduksi sepanjang musim serta tidak mematikan usaha pengolahan padi setempat,” jelas Hendrianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper