Bisnis.com, DENPASAR – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Dharma Santhika Tabanan fokus memperluas distribusi beras yang dihasilkan oleh petani di Tabanan untuk menjaga kestabilan harga beras di Bali.
Sebagai lumbung beras Bali, Tabanan memiliki luas sawah produktif 20.000 hektare, setiap panen raya Tabanan menghasilkan sekitar 100.000 ton beras, jika dua kali panen dalam satu tahun Tabanan mampu menghasilkan 200.000 ton beras. Sedangkan kebutuhan Tabanan sendiri hanya 56.000 ton setiap panen.
Besarnya produksi beras Tabanan membuat Perumda Dharma Santhika memfokuskan bisnisnya di penjualan beras asli Tabanan tersebut.
Direktur Utama Perumda Dharma Santhika, Kompiang Gede Pasek Wedha menjelaskan saat ini Perumda menyuplai 300 ton beras ke berbagai minimarket, hotel, kios yang ada di sejumlah kabupaten di Bali seperti Denpasar, Buleleng, Badung dan Gianyar.
Sudah ada 145 pelanggan yang disuplai oleh Perumda dengan rincian 33 outlet ritel modern hingga kios di Tabanan, 77 outlet di Denpasar, Badung dan Gianyar dan 35 hotel dan villa di Bali.
“Kami memang menyediakan beras premium, rata-rata per bulan kami suplai 300 ton ke semua jaringan atau pelanggan kami. ini akan terus kami tingkatkan sehingga beras Tabanan semakin beredar luas di masyarakat Bali,” jelas Kompiang, Kamis (16/2/2023).
Baca Juga
Perumda Tabanan juga menargetkan bisa menyerap 3.600 ton beras petani pada musim panen raya mendatang yang diprediksi terjadi pada Maret 2023. Selain untuk mengangkat brand beras Tabanan, Kompiang juga penyerapan beras petani untuk menjaga stabilitas harga di tingkat pengecer. Selain itu penyerapan beras oleh perumda ditargetkan bisa menekan penjualan gabah Tabanan ke luar daerah yang saat ini masih banyak terjadi.
Kompiang juga mengaku berkolaborasi dengan Bulog dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) untuk menjaga kestabilan harga di tingkat pengecer. Selain beras, Perumda juga menyuplai kebutuhan pangan lainnya seperti telur, sayur dan buah. Bahkan sejumlah hotel bintang lima di Bali sudah menggunakan sayur dan buah lokal yang disuplai Perumda.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho menjelaskan masuknya Perumda ke hotel-hotel bahkan ke aerofood merupakan terobosan baru karena sebelumnya beras-beras premium di hotel didominasi oleh beras dari luar Bali.
“Kami memang mendorong hotel bintang lima menggunakan produk Bali seperti beras, buah dan sayur hingga arak sebagai keberpihakan kepada produk lokal. Kami pertemukan pihak hotel, aerofood dan pihak lainnya yang selama ini menggunakan produk luar dengan Perumda, dan ternyata hasilnya bagus. Hotel bintang lima di Bali sekarang sudah menggunakan beras Tabanan, selanjutnya tinggal hotel bintang empat dan tiga harus menggunakan juga, kalau sudah layak di bintang lima apalagi di bawahnya,” jelas Trisno.
Menurut Trisno, Perumda Dharma Santhika berperan sebagai offtaker yang akan menyerap berbagai hasil panen petani dengan harga yang layak dan sekaligus mampu mengendalikan harga pangan di Bali sehingga inflasi bisa lebih terkendali.