Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eksportir Kerajinan di Bali Waspadai Dampak Resesi Global

Ada kekhawatiran eksportir terhadap isu resesi yang ada di Eropa akan berdampak terhadap ekspor kerajinan dari Bali.
Kerajinan kaca tiup di St. Factory Blowing Glass, Ubud, Gianyar./Bisnis-Ni Luh Anggela
Kerajinan kaca tiup di St. Factory Blowing Glass, Ubud, Gianyar./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, DENPASAR – Para pelaku ekspor kerajinan di Bali mewaspadai ancaman resesi global yang diisukan melanda sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat.

Kekhawatiran tersebut cukup beralasan karena ekspor kerajinan Bali paling banyak ke Eropa Barat seperti Prancis, Belgia, Italia, Belanda, dan kawasan Amerika Serikat, Kanada.

Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi), I Ketut Darma Siadja mengakui adanya kekhawatiran eksportir terhadap isu resesi yang ada di Eropa akan berdampak terhadap ekspor kerajinan dari Bali.

“Mayoritas pasar kami kan di Eropa Barat dan Amerika Serikat, kami tentu mewaspadai isu resesi ini. Kami sudah merasakan daya beli Eropa dan Amerika Serikat terhadap barang yang kami ekspor sudah menurun, karena mereka khawatir terhadap resesi sehingga menahan belanja,” jelas Darma, Rabu (1/2/2023).

Walaupun ada isu resesi, Darma tetap berharap adanya peningkatan nilai ekspor barang-barang kerajinan Bali pada 2023, terutama dari kawasan Asean dan Asia yang tidak banyak terdampak isu resesi. Di kawasan Asia kerajinan dari Bali banyak dikirim ke Korea Selatan, Jepang, Hongkong, Taiwan, India, dan Tiongkok.

Kemudian ke kawasan Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Kuwait dan Saudi Arabia. Kerajinan Bali juga memiliki pasar di kawasan Amerika Latin seperti Argentina, Peru, Uruguay, Brasil, Chili. Di Kawasan Oceania, Bali banyak mengekspor kerajinan ke Australia dan Fiji.

Bali banyak mengekspor jenis kerajinan di Bali seperti kerajinan anyaman, bambu, rotan, kayu hingga kerajinan lainnya. Asephi mencatat ekspor kerajinan dari Bali ke luar negeri antara lain kerajinan anyaman dengan nilai ekspor US$3,1 juta, kemudian kerajinan bambu US$2,6 juta, kerajinan batu padas US$5,8 juta, furnitur US$21,4 juta, US$37,7 juta, kerajinan keramik US$809.713, kerajinan kerang US$1,5 juta, kerajinan kulit US$2,7 juta dan kerajinan lain-lain US$2,8 juta.

Selain itu, Bali juga mengekspor kerajinan lilin dengan nilai US$101.686,2, kerajinan logam US$6,8 juta, lukisan US$606.877,05, perak US$24,3 juta, rotan US$5,3 juta, terracotta US$896.918, kerajinan tulang US$238.886,6. total nilai ekspor US$116,6 juta. Total nilai ekspor kerajinan Bali pada 2022 mencapai US$116,6 juta.

Para eksportir kerajinan di Bali berharap pemerintah menggulirkan insentif atau bantuan di tengah ketidakpastian global pada 2023, terutama insentif untuk eksportir dari kalangan UMKM. Bantuan yang diharapkan berupa fasilitas atau akses ke pameran di dalam dan luar negeri sehingga para eksportir bisa memperluas market kerajinan Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper