Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Produktivitas Petani Arak Bali Meningkat

Petani optimistis dengan adanya pasar yang jelas arak Bali bisa bertahan dan bersaing dengan arak dari luar negeri seperti Soju, Shake.
Harian Noris Saputra
Harian Noris Saputra - Bisnis.com 22 November 2022  |  11:57 WIB
Produktivitas Petani Arak Bali Meningkat
Ilustrasi-Botol kemasan arak Bali. - Istimewa

Bisnis.com, DENPASAR – Petani arak di Bali mulai merasakan peningkatan produktivitas dan pendapatan setelah Arak Bali mulai diserap oleh hotel – hotel yang ada di pulau Dewata.

Permintaan hotel yang berkelanjutan dan dalam jumlah banyak, membuat petani arak terus terpacu untuk meningkatkan produksinya, termasuk koperasi yang menjadi offtaker dari petani arak mendapat kepastian harga dan pasar dari hotel yang sudah menjadi pelanggan mereka.

Petani arak Dusun Selombo, Desa Bondalem, Kabupaten Buleleng, Nyoman Sugiada menjelaskan dia merasakan peningkatan permintaan arak sejak hotel mulai menggunakan arak Bali untuk disuguhkan kepada tamunya. Sugiada optimistis dengan adanya pasar yang jelas arak Bali bisa bertahan dan bersaing dengan arak dari luar negeri seperti Soju, Shake.

“Kami harap Arak Bali tidak punah, apalagi dari nenek moyang sudah turun temurun dijalankan,” jelas Sugiada dari keterangan resmi, Selasa (21/11/2022).

Ketua Koperasi Krama Bali Sejahtera Desa Bondalem, Nyoman Kariasa menjelaskan meningkatnya permintaan arak Bali setelah adanya Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 1 Tahun 2020 yang mewajibkan hotel di Bali memprioritaskan arak Bali sebagai minuman di hotelnya, khususnya hotel berbintang.

Pergub tersebut juga mengatur standarisasi yang melibatkan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Tim Sertifikasi dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) untuk melakukan sertifikasi secara berkala sebelum arak tersebut dimasukkan ke hotel.
“Adanya Pergub ini memberi kepastian kepada semua pihak dan melindungi arak Bali dari pemalsuan, sehingga tidak ada “kucing-kucingan” lagi,” jelas Kariasa.

Arak Bali mulai mendapat tempat di hotel berbintang dan restoran, café, supermarket setelah adanya standarisasi yang jelas, bahkan saat KTT G20 digelar arak Bali menjadi salah satu merchandise para delegasi G20. Wisatawan mancanegara maupun domestik juga mulai banyak membeli arak Bali untuk dijadikan oleh-oleh. (C211)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

arak bali bali miras
Editor : Miftahul Ulum

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top