Bisnis.com, DENPASAR – Maskapai Trans Nusa kembali melayani penerbangan regular dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Internasional Ngurah Rai Bali secara reguler seiring dengan mulai ramainya wisatawan domestik ke Bali.
Trans Nusa menjajaki penerbangan pertamanya pada Kamis (6/10/2022) dengan membawa 173 penumpang dari Jakarta, kemudian kembali ke Jakarta dengan membawa 63 penumpang.
General Manager bandara Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan, menjelaskan bertambahnya rute domestik ke Bali dengan masuknya Transnusa menandakan penerbangan domestik semakin pulih setelah terdampak pandemi.
“Beroperasinya kembali Trans Nusa merupakan sinyal positif dan pertanda bahwa dunia aviasi sudah mulai bangkit dari dampak pandemi Covid-19. Kami juga berharap Trans Nusa bisa membuka rute dari daerah lainnya menuju Bali, sehingga wisata Bali semakin cepat pulih,” jelas Handy dalam keterangan resminya, Jumat (7/10/2022).
Bandara I Gusti Ngurah Rai saat ini melayani 22 rute domestik dengan 11 maskapai. Jakarta masih menjadi rute domestik dengan jumlah penumpang tertinggi, selama September 2022 pergerakan penumpang sejumlah 363.824 orang.
Sementara itu sejak Januari hingga September 2022, jumlah pergerakan penumpang telah mencapai 8,1 juta, dengan penumpang internasional 2,4 juta orang, dan penumpang domestik 5,7 juta orang. Penumpang internasional di dominasi oleh Australia sejumlah 203.975 orang. Diikuti oleh Singapura 152.749 orang penumpang, dan Malaysia 87.567 orang.
Baca Juga
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) I Gusti Agung Rai Suryawijaya, menjelaskan pada 2023 jumlah wisatawan akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya penerbangan internasional yang akan masuk ke Bali.
Jumlah wisman pada 2023 ditargetkan mencapai 3 juta hingga 4 juta orang. “Kami optimistis wisman akan bertambah pada 2023, karena pandemi sudah berakhir, penerbangan internasional semakin banyak, dan Bali masih menjadi daya tarik utama bagi wisman Asia dan Eropa,” jelas Suryawijaya saat dihubungi Bisnis, Jumat (7/10/2022).
Situasi global yang tidak menentu pada 2023 karena isu resesi di sejumlah negara dan perang Ukraina dan Rusia disebut tidak akan langsung berpengaruh pada pariwisata Bali. (C211)