Bisnis.com, MANGUPURA – Pariwisata Indonesia berpotensi tertekan pada 2023 jika situasi ekonomi global tidak membaik dan resesi yang diprediksi benar – benar terjadi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, tidak menampik adanya tekanan terhadap pariwisata pada 2023 imbas dari situasi global. Animo wisatawan mancanegara diprediksi akan turun jika kondisi ekonomi global semakin tidak membaik, dan harga tiket pesawat tetap mahal imbas dari kenaikan harga avtur pesawat.
“Wisman memang akan mengalami beberapa tekanan karena harga tiket dan situasi global pada 2023,” jelas Sandi di Nusa Dua, Kamis (6/10/2022).
Menurut Sandi, pemerintah sudah mengantisipasi hal tersebut dengan menggerakkan wisatawan domestik agar mau berwisata di dalam negeri dari pada ke luar negeri. Masyarakat Indonesia khususnya kelas menengah yang selama ini memilih berwisata di luar negeri untuk berwisata di Indonesia agar berdampak terhadap ekonomi lokal.
Kemenparekraf menargetkan pergerakan wisatawan mencapai 1,4 miliar pada 2023, target tersebut meningkat dari sebelumnya dengan 700 juta pergerakan wisatawan nusantara.
“Kami sudah disentil oleh Bapak Presiden, agar jangan bangga berfoto di luar negeri saja, pamer di Instagram, tapi harus berwisata di dalam negeri, destinasi di Indonesia juga tidak kalah indah,” kata Sandi.
Baca Juga
Pemerintah daerah pada 2023 juga didorong untuk mengalihkan anggaran yang berpotensi mengalami Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berkenaan (Silpa) untuk membuat berbagai event yang bisa menarik minat wisatawan domestik.
Pariwisata Indonesia khususnya Bali pada 2022 baru memasuki masa pemulihan dengan kembalinya wisatawan mancanegara kembali akan berhadapan dengan ketidakpastian global. Pada 2022 saja, Bali baru menargetkan kedatangan 1,5 juta wisman, masih jauh dari kondisi normal seperti sebelum pandemi dimana kedatangan wisman mencapai 6 juta orang. (C211)