Bisnis.com, DENPASAR - Hasil kajian akademis Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkap potensi kapasitas energi listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Pulau Dewata mencapai 10.000 MWp.
Data dari Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut Bali baru memiliki kapasitas 9,8 MWp dari PLTS yang sudah dibangun oleh pihak swasta, pemerintah maupun PLTS Atap.
Akademisi Universitas Udayana, Dwi Giriantari, menjelaskan potensi tenaga surya di Bali mencapai 84,9 persen dari keseluruhan kebutuhan energi terbarukan di Bali.
Untuk mengoptimalkan pembangunan PLTS, Gayatri mengakui Bali masih memiliki sejumlah kendala, terutama dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM). "Keteladanan pemerintah dibutuhkan dalam impelementasi PLTS, agar masyarakat tergugah ikut menggunakan PLTS," jelas Dwi dalam siaran pers, Rabu (28/9/2022).
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Bali I Gusti Ngurah Arda menjelaskan terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada penggunaan PLTS atap, dari yang sebelumnya hanya 5,16 MWp menjadi 9,8 MWp hingga September 2022. Selain itu, beberapa PLTS dalam kapasitas besar juga dibangun di Bali Barat dan Bali Timur dengan kapasitas 50 MWp.
"Pemprov Bali terus berupaya meningkatkan penggunaan PLTS atap, kami targetkan Bali sebagai pioner dalam pengembangan energi terbarukan melalui kebijakan Pergub nomor 45 tahun 2019 tentang energi terbarukan," jelas Arda.
Baca Juga
Pembangunan PLTS di Bali masih terpusat di Bali Selatan seperti Denpasar, Badung, sedangkan Bali Utara dan Bali Barat masih dalam tahap perencanaan dan konstruksi. Selain PLTS, Bali juga memiliki potensi energi terbarukan lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang sedang dibangun di bendungan Titab, Buleleng dengan kapasitas 1,2 MWp. (C211).