Bisnis.com, DENPASAR – Survei Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali mencatat dunia usaha Pulau Dewata semakin membaik pada kuartal II/2022 seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dan semakin terbukanya industri pariwisata.
Usaha akomodasi, makanan dan minuman mencatatkan pertumbuhan 16,2 persen, dan menjadi pertumbuhan tertinggi dalam dunia usaha Bali. Setelah itu usaha pertanian, perkebunan dan kehutanan juga tumbuh 12 persen, diikuti oleh perdagangan besar dan eceran yang tumbuh 3,4 persen.
Deputi Kepala BI Bali Gusti Agung Diah Utari, menjelaskan mayoritas dunia usaha Bali semakin membaik kecuali usaha konstruksi yang masih mengalami kontraksi 8,8 persen. “Pertumbuhan mayoritas dunia usaha ditopang geliat industri pariwisata yang sudah bergeliat, sehingga usaha akomodasi dan makan minum, pertanian, dan perdagangan besar juga ikut bergeliat,” jelas Utari melalui zoom dikutip, Rabu (31/8/2022).
Tumbuhnya mayoritas dunia usaha Bali juga mendorong tumbuhnya serapan tenaga kerja Bali sejumlah 10,8 persen pada kuartal II/2022, jauh lebih baik jika dibandingkan kuartal I/2022 yang serapan tenaga kerjanya tumbuh 1,9 persen. Indikator tersebut menunjukkan tenaga kerja yang dulunya tidak bekerja karena pandemi kini kembali bekerja karena bergeliatnya dunia usaha.
Investasi Bali juga masih menunjukkan pertumbuhan positif pada kuartal II/2022 sejumlah 6,6 persen, pertumbuhan tersebut tercatat lebih rendah dari kuartal I/2022 yang tumbuh 18,4 persen.
Sektor usaha konstruksi masih mengalami kontraksi 8,8 persen pada kuartal II/2022 walaupun Bali sudah memasuki masa pemulihan ekonomi dan aktivitas masyarakat meningkat.
Baca Juga
Pertumbuhan dunia usaha Bali juga tercermin dari pertumbuhan perdagangan eceran di Bali. Pada kuartal III/2022, perdagangan eceran tumbuh 5,6 persen, pertumbuhan ditopang oleh penjualan bahan bakar bermotor sejumlah 16,7 persen, makanan dan minuman tembakau 11,2 persen. Sedangkan penjualan suku cadang dan aksesoris masih terkontraksi 29 persen. (C211)