Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Menargetkan 77 Bank Menjadi Peserta BI Fast

Semakin banyak bank yang bergabung sebagai peserta BI Fast, ekosistem transaksi antar bank yang cepat dan mudah semakin cepat terbangun.
Nasabah melakukan transaksi BI Fast./Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Nasabah melakukan transaksi BI Fast./Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, DENPASAR – Bank Indonesia menargetkan pada periode Agustus hingga Desember 2022 sejumlah 77 Bank bergabung sebagai peserta BI Fast untuk menciptakan iklim transaksi perbankan yang efisien dan cepat.

Target 77 bank tersebut akan dibagi dalam dua batch atau kelompok, yakni batch empat di bulan Agustus 2022 dengan menargetkan 28 bank bergabung sebagai peserta BI Fast, pada September hingga Desember ditargetkan 49 bank sudah bergabung sebagai peserta BI Fast.

Sebelumnya, pada peluncuran pertama di Desember 2021, bergabung 21 bank sebagai peserta BI Fast, kemudian di Januari 2022 bergabung 22 bank dan satu non bank sebagai peserta BI Fast. Pada Mei hingga Juni 2022 bergabung 8 bank sebagai peserta BI Fast.

Direktur Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Dwi Sulastomo, menjelaskan semakin banyak bank yang bergabung sebagai peserta BI Fast, ekosistem transaksi antarbank yang cepat dan mudah semakin cepat terbangun. BI membuka kesempatan kepada semua bank nasional maupun daerah untuk bergabung asalkan memenuhi syarat yang ditentukan BI.

“Syarat utama bank atau lembaga keuangan yang mau bergabung ke BI Fast harus dalam kondisi sehat secara kelembagaan, kemudian menjadi nasabah BI aktif. Kredibilitas dan track record pimpinan bank tersebut baik. Selain itu kinerja keuangannya juga baik dalam dua tahun terakhir. Selain itu, infrastruktur juga harus siap dan memiliki sistem informasi yang handal,” jelas Sulastomo di Denpasar, Selasa (9/8/2022).

Selain itu, kriteria khusus perbankan atau lembaga keuangan yang mau bergabung sebagai peserta BI Fast yakni memiliki modal inti Rp6 triliun untuk bank, dan modal disetor minimal Rp100 miliar untuk lembaga selain bank.

“Kami juga akan melihat kontribusi bank dan lembaga tersebut dalam ekonomi dan keuangan digital. Kemudian dukungan mereka terhadap kebijakan moneter Bank Indonesia,” ujar Sulastomo. (C211)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper