Bisnis.com, DENPASAR - Pertumbuhan ekonomi Bali diperkirakan akan meningkat dan mampu berada di zona positif pada triwulan II/2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat pertumbuhan total perekonomian Bali pada triwulan I/2022 yang diukur berdasarkan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas dasar harga konstan (ADHK) meningkat 1,46 persen (y-on-y), dari Rp34,83 triliun menjadi Rp35,33 triliun.
Pertumbuhan masih tergolong rendah. Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi saat ini diharapkan dapat menjadi tombak awal untuk membangkitkan kembali perekonomian Bali.
Pengamat ekonomi Universitas Pendidikan Nasional Bali Ida Bagus Raka Suardana menyatakan pada triwulan II/2022 perekonomian Bali akan berada di zona positif.
“Pada triwulan II/2022 nanti saya kira Bali akan mengalami pertumbuhan ekonomi kembali, sehingga sudah bisa di zona positif dengan asumsi tidak ada lonjakan Covid yang sangat luar biasa seperti dahulu, karena dalam hal ini terdapat momen libur panjang Idulfitri yang ditandai dengan ramainya tempat wisata serta perizinan mudik dari pemerintah,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (10/5/2022).
Guru besar Universitas Pendidikan Nasional Bali ini mengatakan meskipun peningkatan yang terjadi pada triwulan I/2022 hanya 1,46 persen. Hal ini cukup masuk akal karena masih dalam kondisi pandemik dan pemulihan serta masih bertumbuh perlahan.
Baca Juga
Ia menambahkan saat ini mobilitas kegiatan sudah mulai tinggi, sehingga ekonomi pun mulai kembali menggeliat naik. Sementara tahun-tahun yang lalu kondisi ekonomi Bali terus mengalami kontraksi sebab banyaknya peraturan pembatasan kegiatan akibatnya segala bentuk aktivitas menjadi terhambat.
Menurutnya langkah yang perlu dilakukan agar kondisi perekonomian berada dalam zona positif yaitu dengan membangun kembali tonggak utama yaitu sektor pariwisata. Caranya, pertama, sektor pariwisata harus tumbuh, setiap lokasi pariwisata harus menjaga destinasinya. Kedua, prokes harus tetap dijalankan. Mungkin bisa ditambah kembali dengan mendatangkan wisatawan asing harus lebih diperluas, seperti dari Eropa, Amerika, Australia dan India.
"Selain itu melakukan penambahan penerbangan dengan rute langsung ke Bali agar mobilitas semakin meningkat," jelasnya.
Tak boleh dilupakan pula sektor pariwisata harus menjaga kualitas destinasi, melakukan perawatan pada kawasan wisata dan hotel. Harus ada kebijakan khusus dari pemerintah dalam pariwisata.
"Sementara bagi wisatawannya, wisatawan tentu jadi prioritas untuk meningkatkan perekonomian karena hal ini akan berpengaruh juga ke devisa atau pendapatan provinsi Bali.”
Raka menegaskan adanya kunjungan dari wisatawan domestik masih bisa mendongkrak perekonomian. Perekonomian tumbuh perlahan dan tentu berpengaruh juga kepada UMKM. Tetapi memang akan lebih jauh berpengaruh oleh pengunjung asing, karena sasaran mereka pasti kawasan hotel berbintang seperti Nusa dua atau Kuta.