Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lombok Didorong Bikin Kopi Satu Merek, Biar Mudah Dikenal

Kopi di satu daerah dengan banyak branding memicu persaingan antara komunitas atau produsen kopi.
Pengunjung merasakan aroma biji kopi./JIBI-Nurul Hidayat
Pengunjung merasakan aroma biji kopi./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, MATARAM - Menteri Koperasi dan UKM Teten masduki mendorong produksi dan pemasaran kopi Lombok menggunakan satu brand agar lebih cepat dikenal secara nasional dan global.

Penyatuan brand menurut Tetan bisa memudahkan kopi Lombok diproduksi secara massal sehingga lebih mudah memenuhi permintaan pasar. "Kami dorong kopi Lombok diproduksi dengan satu brand, agar cepat terkenal dan mudah diproduksi massal. Kopi Lombok ini memiliki ciri khas dan disukai pasar," jelas Teten dikutip dari rilis, Kamis (27/1/2022).

Kopi di satu daerah dengan banyak branding kurang menguntungkan secara bisnis, karena akan terjadi persaingan antara komunitas atau produsen kopi. "Banyak brand itu tidak mengaungkan, lebih baik brand satu tapi produksi masif," kata dia.

Sebagai informasi kopi Lombok tumbuh dengan berbagai brand sesuai dengan daerah asalnya seperti kopi sembalun, kopi sajang kopi Lombok Barat, dan lainnya. Kemenkop mendorong brand yang sudah ada untuk melakukan konsolidasi dan bisa tergabung dalam satu wadah koperasi. Penyatuan brand juga akan menekan ongkos produksi menjadi lebih murah.

Kopi Indonesia dikenal lebih mahal dari pada kopi dari negara lain seperti Brazil, Vietnam dan Kolombia. Harga kopi di tiga negara tersebut berkisar US$5,9 sedangkan harga kopi Indonesia di pasar global mencapai US$9.

"Hal ini terjadi karena kopi di Indonesia 96 persen tumbuh di perkebunan rakyat, tumbuh di hutan rakyat, itu menyebabkan ongkos produksinya lebih tinggi dan membuat harganya lebih mahal," kata Teten.

Kopi menjadi salah satu komoditas ekspor NTB, kopi NTB banyak diminati oleh Korea Selatan, Turki. Sepanjang 2022 saja NTB akan mengirim 240 ton kopi ke Turki melalui UD Berkah Alam. Setiap bulan akan dikirim 20 ton biji kopi robusta. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper