Bisnis.com, DENPASAR -- Penyaluran kredit konsumtif di Bali semakin merosot pertumbuhannya hingga terkontraksi pada kuartal III/2021.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, penyaluran kredit konsumtif di Bali mengalami kontraksi sebesar minus 2,43 persen secara tahunan (year on year/YoY). Kondisi ini memburuk jika dibandingkan dengan kuartal III/2020 yang mampu masih tumbuh 0,48 persen YoY.
Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Giri Tribroto mengatakan penurunan kredit konsumtif sebagian besar terjadi pada sektor kredit kepemilikan kendaraan bermotor. Penurunan ini pun masih terhitung wajar di masa pandemi, karena masyarakat saat ini cenderung berhati-hati dalam menambah kredit.
"Masyarakat juga berfokus pada pemenuhan biaya hidup dasar dan penyelesaian kredit yang sedang berjalan," katanya kepada Bisnis, Selasa (7/12/2021).
Pengamat Ekonomi dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Ida Bagus Raka Suardana menilai, di tengah pandemi, kondisi psikologis masyarakat masih belum berani mengajukan pinjaman. Apalagi, pada kuartal III/2021 terjadi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Belum lagi, pada periode kuartal III/2021, tidak ada hari raya besar masyarakat Bali, sehingga permintaan kredit pun kecil.
"Pada masa ini psikologis masyarakat sedang tidak bagus, sehingga menurunkan konsumsi, begitu juga dengan kredit," sebutnya.