Bisnis.com, MATARAM - Transfer uang dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau remitansi yang masuk ke Nusa Tenggara Barat pada Oktober 2021 Rp78,05 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat remitansi yang masuk paling besar dari Pos Indonesia senilai Rp56,79 miliar, sedangkan dari Bank Indonesia Rp21,26 miliar.
Remitansi yang masuk melalui BI mayoritas berasal dari negara di kawasan Timur Tengah seperti Saudi Arabia senilai Rp11,41 miliar, diikuti oleh Uni Emirat Arab Rp4,30 miliar, Qatar Rp310,54 juta, Jepang Rp203,52 juta, Hongkong Rp101,36 juta, Malaysia Rp90,77 juta dan negara lainnya Rp4,3 miliar.
Kepala BPS NTB Wahyudin menjelaskan mayoritas PMI yang ada di luar negeri mengirim uang melalui PT. Pos dibandingkan melalui Bank. "Bisa dilihat remitansi yang masuk melalui PT. Pos nilainya jauh lebih besar dibandingkan remitansi yang masuk melalui bank," jelas Wahyudin dikutip dari rilis live streaming, Rabu (1/12/2021).
Remitansi yang berasal dari PT. Pos paling besar masuk ke Kabupaten Lombok Tengah dengan nilai Rp13,14 miliar atau 23,14 persen dari seluruh nilai remitansi. Kemudian masuk ke Lombok Timur Rp12,35 miliar, Sumbawa Rp11,31 miliar, Kota Mataram Rp5,5 miliar, Lombok Barat Rp5,4 miliar, Sumbawa Barat Rp2,9 miliar Bima Rp1,8 miliar, Lombok Utara dan Dompu masing-masing Rp1,7 miliar dan Kota Bima Rp606 juta.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans NTB Gde Putu Aryadi menjelaskan jumlah PMI NTB yang masih bekerja di luar negeri masih di angka 230.000 orang dari jumlah 251.000 orang sebelum pandemi. "Saat pandemi sekitar 20.000 orang pulang terutama yang berasal dari Malaysia," jelas Aryadi saat dikonfirmasi Bisnis.
PMI NTB menyebar di 27 negara di dunia, mulai dari negara di kawasan Timur Tengah, Jepang, Korea Selatan, Eropa hingga Amerika Serikat. "Dengan masuknya remitansi dari PMI yang bekerja di 27 negara, maka uang bisa berputar di masyarakat," ungkapnya. (K48)