Bisnis.com, DENPASAR -- Perbankan daerah di Bali didorong untuk memanfaatkan layanan digital dalam menyalurkan kredit sebagai upaya mendorong pertumbuhan bisnis.
Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Giri Tribroto mengatakan, di tengah perkembangan digitalisasi, perbankan harus ikut melakukan inovasi. Terutama, dalam penyaluran kredit agar dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tetapi sekaligus memperhatikan manajemen risiko yang ada.
Menurutnya, saat ini perbankan harus dihadapkan dengan keterbatasan data debitur. Langkah yang dapat dilakukan untuk dapat memperoleh data debitur sebagai bagian dari manajemen risiko adalah dengan melakukan konsolidasi data antara lembaga keuangan maupun lembaga non keuangan.
"Profil calon debitur menjadi penting dalam menemukan tingkat kemampuan bayar debitur, ini penting dalam pengembangan kredit ke depannya, karena keterbatasan data debitur menjadi salah satu kendala dalam penyaluran kredit," katanya, Kamis (18/11/2021).
Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit IdScore Yohanes Arts Abimanyu mengatakan ekspansi bisnis kredit bank pembangunan daerah dapat lebih dioptimalkan lagi dengan pemanfaatan data kredit digital. Apalagi, BPD yang merupakan bank daerah memiliki peran startegis dalam mendukung sistem perekonomian setempat.
Saat ini, lanjutnya, analisa kredit berbasis credit scoring telah mampu diakses secara digital sehingga mampu mendorong ekspansi penyaluran kredit perbankan. Analisa kredit berbasis credit scoring juga mendukung pengelolaan risiko kredit secara efektif, efisien dan terukur.
”Sebagai penyedia laporan informasi perkreditan, kami mendorong kalangan BPD untuk memanfaatkan informasi perkreditan secara digital guna mendorong efisiensi biaya, menjaga kualitas aset kredit, mengurangi NPL serta membuka peluang bisnis yang belum sepenuhnya tergarap," sebutnya.
Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan pihaknya telah memanfaatkan layanan credit scoring sebagai bagian dari screening awal debitur selain menggunakan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). Dengan credit scoring, BPD Bali mampu memetakan debitur yang termasuk dalam risiko tinggi. Perlakuan terhadap debitur dengan risiko tinggi pun akan biasa dengan debitur lainnya.
"Kalau masuk high risk, treatment seperti apa, kalau kami high risk masih bisa masuk tetapi ada mitigasinya seperti apa," sebutnya.
Adapun Bank pembangunan daerah dan bank perkreditan rakyat (BPR) di Bali mulai memanfaatkan layanan IdScore untuk mendapatkan informasi data perkreditan nasabah.
Berdasarkan data PEFINDO Biro Kredit, satu-satunya bank daerah di Bali yakni BPD Bali telah memanfaatkan layanan credit scoring untuk mengecek profil debitur. Sementara itu, ada delapan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali yang telah menggunakan credit scoring yakni BPR Aruna Nirmaladuta, BPR Indra Chandra, BPR Lestari Bali, BPR Nusamba Kubutambahan, BPR Nusamba Manggis, BPR Nusamba Manggis, BPR Nusamba Mengwi, BPR Nusamba Tegallalang, dan BPD Sukawati Pancakanti.