Bisnis.com, DENPASAR — Simpanan dan kredit masyarakat Bali tetap tumbuh di tengah terkontraksinya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2021 sebesar minus 2,81 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penghimpunan simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang ada di Bali mencapai 3,15 persen per kuartal III/2021 dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy) menjadi Rp115,81 triliun.
Peningkatan DPK tersebut juga diikuti pertumbuhan kredit sebesar 2,42 persen yoy pada kuartal III/2021 menjadi Rp94,68 triliun.
Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Giri Tribroto mengatakan pertumbuhan kredit perbankan di Bali bahkan melebihi data nasional. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Bali yang mengalami kontraksi pada kuartal III/2021, ternyata tidak mempengaruhi pertumbuhan DPK dan kredit yang tetap tumbuh positif.
Menurutnya, pertumbuhan kredit dan DPK yang tetap terjadi di Bali berkaitan dengan optimisme dan ekspektasi masyarakat akan pemulihan ekonomi ke depannya. Bahkan, pertumbuhan kredit dinilai akan semakin tinggi hingga akhir tahun nanti.
"Ini memang anomali, tapi bisa jadi di September ini masyarakat melhat ada perbaikan-perbaikan, karena di luar Bali juga sudah kelihatan secara nasional dan beberapa program yang ada di Bali seperti G20 akan diadakan di Bali," katanya, Kamis (18/11/2021).
Baca Juga
Sementara itu, pertumbuhan kredit yang positf di Bali saat ini juga dihadapkan dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang mencapai 2,99 persen per September 2021.
"[NPL] masih di bawah 3 persen, masih angka marginal, akan tetap kita pantau secara business as usual kita pantau, itu kan agregat ya, kita tetap pantau," sebutnya.