Bisnis.com, DENPASAR – Sewa pesawat jet pribadi untuk keperluan perjalanan wisata sekeluarga mulai marak dilakukan oleh pelaku perjalanan di Tanah Air. Alasan prokes serta masih terbatasnya jadwal penerbangan maskapai komersial menjadi alasan bagi mereka memilih penerbangan jenis ini.
Direktur PT Indojet Sarana Aviasi Stefanus Gandi mengatakan perusahaan banyak menerima pesanan dari keluarga ketika PPKM di Bali menurun. Adapun tipe pesawat yang banyak dipesan oleh pelancong keluarga itu adalah tipe Embraer Legacy-600 kapasitas 13 orang penumpang. Daerah tujuan terbanyak adalah kawasan wisata Bali dan Labuhan Bajo di NTT.
Maraknya pemesanan oleh keluarga membuat pemesanan meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan dengan sebelum pandemi, yakni sekitar 5 penerbangan per bulan. Dia menduga pelanggan-pelanggan baru tersebut memilih pesawat jet karena kepraktisan serta alasan prokes.
“Pemesannya mudah bahkan lewat WA jadi tidak ribet dan ini kan jadwalnya mengikuti penumpang. Mungkin itu alasan dibalik mulai adanya pasar seperti keluarga,” jelasnya Senin (15/11/2021).
Diakuinya, jika dibandingkan dengan harga tiket penerbangan komersial, harga sewa pesawat jet masih jauh lebih mahal. Dia mencontohkan untuk jenis Embrair Legacy-600 kapasitas 13 dibandrol hingga Rp550 juta untuk pulang-pergi jangka waktu satu hari.
Apabila waktu keberangkatan dan kepulangan berbeda hari akan dikenakan harga normal. Untuk tipe Embraer lain dengan kapasitas kursi lebih sedikit, tarif lebih rendah dibandingkan jenis di atas.
Meskipun jauh lebih mahal tetapi bagi sejumlah penumpang hal tersebut tidak masalah karena lebih nyaman tidak harus bercampur dengan penumpang yang tidak dikenal. Menurutnya, kenyamanan tersebut membantu membuat sejumlah keluarga memilih menggunakan pesawat pribadi.
“Pasarnya menarik dan besar sebenarnya, hanya banyak yang belum tahu kalau sebenarnya harganya bisa mereka jangkau,” tuturnya.
Vieza Darmatin, salah seorang penumpang Indojet mengamini penegasan dari Stefanus. Vieza yang menyewa pesawat rute Malang-Bali mengaku memilih pesawat jet karena alasan kepraktisan, fleksibilitas waktu serta kenyamanan. Ketiga alasan tersebut memperkuat dasar bagi keluarganya memilih pesawat jet, ditambah dengan kondisi masih pandemi Covid-19.
“Kami berbanyak dan bawa anak bayi juga, jadi prokes harus menjadi perhatian utama. Dengan pesawat ini kami tidak perlu khawatir berlebihan,” ujarnya ketika ditemui di Bandara International I Gusti Ngurah Rai akhir pekan lalu.
Dia mengaku baru mengetahui apabila memesan pesawat jet pribadi tidak rumit. Selain itu, jadwal keberangkatan yang fleksibel sangat membantu dalam hal melakukan perjalanan selama berwisata di Pulau Bali.
Berdasarkan data manajemen Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, jumlah pesawat pribadi yang lalu lalang mengalami lonjakan ketika pandemi.
Pada 2020 saja tercatat 1.045 penerbangan pesawat pribadi dari Bali ke berbagai kota tujuan. Adapun hingga akhir Oktober 2021, total sudah ada 1.286 penerbangan pesawat pribadi di bandara Ngurah Rai.
Rute yang banyak dituju adalah Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Jenis dan tipe pesawatnya bervariasi mulai dari Gulfstream, Embraer, Cessna hingga Bombardier.
Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Taufan Yudhistira menegaskan tidak ada perlakuan istimewa terhadap pesawat jet pribadi. Dia juga menekankan tarif terhadap pesawat jenis jet tersebut juga tidak diberikan diskon sebagaimana yang diberikan terhadap maskapai penerbangan internasional.