Bisnis.com, DENPASAR — Pertumbuhan ekonomi Bali tercatat kembali mengalami kontraksi sebesar minus 4,08 persen pada kuartal III/2021 dibandingkan periode sebelumnya. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Bali pada kuartal III/2021 juga terkontraksi minus 2,91 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Padahal, pada kuartal II/2021, ekonomi Bali berhasil tumbuh 2,83 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ini menjadi perbaikan dari periode-periode sebelumnya yang tercatat terkontraksi cukup dalam.
Kepala BPS Bali Hanif Yahya mengatakan sejumlah kebijakan pada kuartal III/2021 telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Bali. Selama kuartal III/2021, Bali diterapkan kebijakan PPKM darutat yang tepatnya dimulai pada 1 Juli 2021 sampai dengan 20 Juli 2021. Kebijakan tersebut berlanjut menjadi PPKM Level 4 hingga 13 September 2021. Namun, seiring waktu, terjadi penurunan level PPKM menjadi level tiga yang tecatat mulai 14 September 2021.
Adapun PPKM darurat telah menyebabkan penutupan objek wisata. Bahkan, setelah level PPKM diturunkan, jumlah kunjungan di objek wisata masih dibatasi.
Selain itu, PPKM darutat juga memberikan larangan makan di tempat dan pembatasan penyeberangan penumpang melalui pelabuhan gilimanuk yang operasinya dibatasi dari 07.00 - 20.00. Padahal, pada kondisi normal, pelabuhan gilimanuk beroperasi 24 jam penuh.
Peristiwa lain yang menjadi dampak dari PPKM adalah penurunan permintaan sapi Bali pada Hari Raya Idul Adha 1442 H. Kondisi PPKM Jawa-Bali yang diterapkan pemerintah menyebabkan permintaan Sapi dari Jawa sangat terbatas.
Baca Juga
Kebijakan PPKM di Bali juga melahirkan surat edaran dari PHDI dan MDA yang membatasi acara resepsi pernikahan di Bali dengan maksimal undangan hanya 30 orang. Hal ini juga berlaku untuk Upacara Ngaben masal di Bali yang dilangsungkan dengan berbagai pembatasan. Kondisi tersebut berdampak pada penurunan permintaan pada beberapa komoditas industri pengolahan.
"Adanya peningkatan kasus Covid-19, di mana bed occupancy rate (BOR) di Sanglah meningkat pada Juli 2021 dan dilanjutkan dengan peristiwa capaian vaksinasi yang per 30 September 2021 sebesar 95,08 persen vaksin I dan vaksin II 88,62 persen dari target 392.239 jiwa," katanya, Jumat (5/11/2021).
Meskipun demikian, ternyata PPKM darurat tidak berpengaruh pada kinerja sektor konstruksi. Sejumlah program pembangunan yang masuk prioritas nasional tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.
Hanya dari sejumlah peristiwa tersebut, mobilitas penduduk masih rendah. Misalnya, perkembangan angkutan udara 114,14 ribu penumpang pada September 2021, jau lebh rendah dibandingkan September 2019 yang sebanyak 425,16 ribu. Namun, tidak lebih rendah dari September 2020 yang sebanyak 81,06 ribu penumpang.
Begitu juga dengan penerbangan internasional, yang ada sebanyak 0,20 ribu penumpang pada September 2021, jauh lebih rendah dibandingkan September 2019 yang sebanyak 625,61 ribu penumpang.
"Tentunya sebuah penurunan tajam pada September 2021 dibandingakn dengan periode 2019," sebutnya.
Secara kuartalan, kontraksi pertumbuhan ekonomi terdalam pada Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yaitu minus 17,02 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam tercatat pada Komponen Impor Barang dan Jasa yaitu minus 21,18 persen.
Secara tahunan, dari sisi produksi, kontraksi terdalam tercatat pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yaitu minus 16,03 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, kontraksi terdalam tercatat pada Komponen Impor Barang dan Jasa yaitu minus 52,02 persen.
"Jika diakumulasikan pertumbuhan kuartal I/2021 sampai dengan kuartal III/2021, maka ekonomi Bali tercatat tumbuh negatif atau terkontraksi sedalam 3,43 persen (c-to-c)," sebutnya.