Bisnis.com, DENPASAR — Provinsi Bali mengalami deflasi sedalam minus 0,19 persen secara bulanan (mtm) pada Oktober 2021 seiring dengan penurunan harga canang sari dan perhiasan.q Realisasi ini turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,10 persen (mtm).
Secara spasial, deflasi terjadi di Kota Denpasar sebesar -0,23 persen (mtm), sementara Kota Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, secara tahunan, Bali mengalami inflasi sebesar 1,45 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,40 persen (yoy), tetapi lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 1,66 persen (yoy).
Adapun penurunan tekanan harga terjadi pada kelompok core inflation dan volatile food, sedangkan kelompok administered price tercatat meningkat. Kelompok barang core inflation mencatat deflasi sebesar -0,29 persen mtm (0,79 persen yoy), terutama disebabkan oleh turunnya harga canang sari.
"Penurunan harga canang sari seiring dengan normalisasi harga setelah mengalami peningkatan harga pada bulan sebelumnya," katanya seperti dikutip dalam rilis, Selasa (2/11/2021).
Selain itu, harga emas perhiasan juga tercatat mengalami penurunan harga seiring dengan tren penurunan harga emas dunia.
Baca Juga
Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,49 persen mtm (0,88 persen yoy). Peningkatan tekanan harga terutama terjadi pada harga angkutan udara seiring dengan meningkatnya aktivitas penerbangan ke Bali dampak dari penurunan level PPKM di Oktober 2021.
Kelompok barang volatile food juga mengalami deflasi sebesar minus 0,49 persen mtm. Penurunan harga terutama terjadi pada komoditas tomat, telur ayam ras dan bawang merah seiring dengan terjaganya pasokan yang didukung oleh panen di berbagai daerah sentra produksi.
Bank Indonesia menilai inflasi Bali sampai dengan akhir tahun cenderung rendah dan stabil.
"Meskipun demikian, program 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif) oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tetap terus didorong, terutama melalui kerja sama antar daerah, digital farming, dan pemasaran produk lewat e-commerce," sebutnya.