Bisnis.com, DENPASAR - Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi dinilai akan mengambil lahan pertanian seluas 480,54 Ha, dengan total 97 Subak yang diterabas.
Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Bali Bimo Pratama mengatakan, dari hasil digitasi dan turun ke lapangan, ditemukan luas lahan pertanian di Jembrana yang diterabas ada sebanyak 253,52 Ha, di Tabanan 212,89 Ha, dan Badung ada 14,13 Ha. Sementara itu, sepanjang Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi, subak yang diterabas di Jembrana sebanyak 34 Subak, di Tabanan sebanyak 54 Subak, dan Subak di Badung sebanyak 9 Subak.
Padahal subak yeh sungi yang berada di Kabupaten Badung sangat produktif, dan disebelah utara subak yeh sungi terdapat pura subak. Pura subak itu juga ditabrak oleh trase tol Gilimanuk-Mengwi.
“Saat kita melakukan identifikasi, pura subak ini juga diterabas oleh trase tol Gilimanuk-Mengwi," katanya seperti dikutip dalam rilis, Senin (1/11/2021).
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana Prof. Wayan Windia mengatakan bahwa, pada 2014, total luas sawah di Bali 80.000 Ha dan tiap tahunnya selalu menyusut rata-rata 2.288 Ha.
"Saat ini saja, Bali sudah minus beras 100 ribu per tahun. Hitungannya saat ini Bali sudah minus beras," sebutnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Windia menjelaskan peran subak di Bali sangat signifikan karena bukan hanya untuk memasok bahan makanan tapi juga untuk meneguhkan Kebudayaan di Bali, yang sarat akan ritual.
Menurutnya, dampak dari Proyek tol Gilimanuk-Mengwi ini juga membuat sawah dan subak menjadi berkurang. Hal tersebut sangat berdampak hilangnya sumber pangan Bali dan goyahnya kebudayaan bali.
Ketua Stispol Wira Bakti Made Krisna ‘Bokis’ Dinata mempertanyakan kesahihan data pemrakarasa yang digandeng oleh Pemprov Bali. Pasalnya, rencana proyek pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi yang disebutkan pada KA-ANDAL akan menerabas sawah dengan intensitas sedang hingga tinggi seluas 188, 31 Ha. Namun faktanya berdasarkan hasil survei yang dilakukan tim survei WALHI Bali, ternyata luasnya lahan yang diterabas adalah 480,54 Ha.
Lebih lanjut, Bokis juga menjelaskan bahwa saat pandemi Covid-19 yang terjadi di Bali ini, pertanian merupakan alternatif untuk memberikan kontribusi ekonomi di Bali. Namun, yang terjadi justru Pemprov Bali membuat rencana pembangunan proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi yang sudah menerabas lahan pertanian produktif
“Berdasarkan temuan Walhi Bali, kami mempertanyakan komitmen Wayan Koster untuk mewujudkan kemandirian pangan,” tutupnya.