Bisnis.com, DENPASAR -- Bali kembali mengekspor manggis dengan rata-rata pengiriman 2-3 ton per hari menuju China. Bahkan, volume ekspor tertinggi mencapai 8 ton sehari.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar I Putu Terunanegara mengatakan hal ini merupakan angin segar untuk ekspor komoditas pertanian, khususnya buah segar. Ekspoe terjadi setelah mulai dibukanya beberapa penerbangan langsung ke negara tujuan ekspor.
Tidak bisa dipungkiri, dengan ditutupnya penerbangan international di Bandara I Gst Ngurah Rai menyebabkan terhentinya ekspor yang menyebabkan terpuruknya penyerapan hasil produksi petani.
Ekspor buah segar seperti manggis sudah mulai terjadi di minggu terakhir bulan September 2021 lalu.
"Sampai saat ini, permintaan manggis dari Bali ke China, tiap hari rutin ada pengiriman," katanya seperti dikutip dalam rilis, Senin (11/10/2021).
Terunanegara menjelaskan manggis dari Bali punya peminatnya tersendiri di pasar China. Hal ini dikarenakan buah manggis dari Bali memiliki daging yang lebih empuk dan tidak lembek serta tampilan luarnya lebih cantik.
Menurutnya, Balai Karantina Pertanian Denpasar terus melalukan pendampingan dari hulu sampai ke hilir, sehingga produk yang dihasilkan petani terjaga kualitasnya dan pasar terus berkelanjutan.
"Sekarang musim panen manggis sudah mulai ada di beberapa daerah di Bali, saya optimis setelah adanya pembukaan penerbangan langsung di Bandara International I Gusti Ngurah Rai, volume ekspor manggis akan melonjak naik," sebutnya.