Bisnis.com, DENPASAR -- Peminat motor listrik di Bali semakin meluas ke berbagai kalangan, tidak hanya anak muda atau kaum ekspatriat tetapi juga supplier sembalo hingga loper koran.
Kepala Cabang Gesit Bali Reza Hidayat mengatakan peminat motor listrik saat ini memang lebih didominasi karyawan. Namun, peminatnya sudah mulai merambah ke loper koran hinga supplier sembako.
Menurutnya, biaya perawatan yang lebih murah membuat motor listrik di Bali semakin meluas peminatnya. Biaya perawatan yang murah tersebut berkaita dengan tidak adanya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sehingga pemilik motor listrik tidak perlu mengeluarkan biaya lebih setiap bulannya.
Apalagi, motor listrik juga murah dalam penggunaan bahan bakar. Setidaknya 1 baterai dengan kapasitas penuh bisa menempuh jarak 50 kilometer.
Jika dibandingkan dengan motor BBM, 1 liter bensin senilai Rp7.680 dapat digunakan untuk menempuh jarak 30-40 kilometer. Motor listrik jauh lebih murah karena 1 baterai dengan pengisian daya dari 0% - 100% menghabiskan biaya listrik Rp2.250 bisa menempuh jarak kurang lebih 50 KM.
Selain itu, pajak tahunan motor listrik juga lebih murah yakni Rp18.600.
"Walaupun awalnya saya pikir itu hanya beberapa kalangan, tapi ternyata setelah berjalannya waktu marketnya makin luas," katanya kepada Bisnis, Rabu (22/9/2021).
Meskipun peminat motor listrik meluas, tetapi daya beli memang belum tinggi. Hal tersebut terlihat dari penjualan pada Januari 2021 yang hanya 25 unit, kemudian menurun menjadi 8 unit pada Februari 2021, 6 unit pada Maret 2021, 13 unit pada April 2021, 17 unit pada Mei 2021, dan 8 unit pada Juni 2021.
"Untuk saat ini saya masih liat daya beli prihal motor listrik masih belum, hanya masih dalam sekedar tanya-tanya lebih dahulu, walaupun sudah minat, karena mungkin konsumen lebih mementingkan hal yang lain," sebutnya.