Bisnis.com, DENPASAR -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta perbankan maupun lembaga jasa keuangan nonbank untuk memberikan pembiayaan pada proyek pertanian seperti pengadaan alat untuk mendukung tranformasi digital sektor tersebut.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat pembiayaan dari perbankan selama ini menjadi kendala dalam mendukung majunya sektor pertanian. Saat ini NTT pun mendesain koperasi petani dalam upaya mendukung pendanaan sektor tersebut.
Meskipun demikian, perbankan maupun lembaga jasa keuangan nonbank tetap diharapkan mendukung pembiayaan sektor pertanian, dengan tetap mengedepankan mitigasi risiko. Apalagi, kondisi lahan NTT yang dalam penggarapannya membutuhkan alat berat. Hal ini berbeda dengan provinsi lain yang hanya membutuhkan traktor dalam pengolahan lahan.
Baca Juga : NTT Paling Cepat Alami Pemulihan Ekonomi |
---|
Lantaran demikian, petani di NTT pun sangat membutuhkan pembiayan perbankan maupun lembaga keunganan nonbank.
"Sektor perbankan bisa masuk untuk memberikan kredit yang tidak berdampak atau high risk. Kenapa selama ini tidak masuk karena high risk itu, maka perlu didesain di sektor mana saja perlu diinvestasikan atau kredit perbankan bisa masuk," katanya, Selasa (14/9/2021).
Menurutnya, Kebutuhan alat-alat berat tersebut tidak hanya berhenti pada pengolahan lahan tetapi juga penanaman maupun panen. Apalagi, jika potensi lahan di NTT mencapai 5.000 hektar tidak akan dapat dilakukan dengan cara konvensional.
Bank Indonesia maupun OJK pun diharapkan mendorong perbankan maupun lembaga jasa keuangan nonbank untuk mendukung pembiayaan alat-alat berat di NTT sehingga mampu menyelesaikan lahan yang belum banyak dikerjakan.
"BI dan OJK saya harapkan mendorong teman-teman industri keuangan baik bank maupun nonbank untuk mendukung kebutuhan alat-alat berat ini, sehingga kita mampu menyelesaikan yang begitu banyak belum dikerjakan selama ini," sebutnya.