Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Habiskan Dana Rp12,167 Triliun untuk Infrastruktur, Apa Saja yang Dibangun di Bali?

Bali menghabiskan dana hingga Rp12,167 triliun untuk membangun sejumlah infrastruktur, mulai dari Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih hingga Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung.
Desain Pengembangan Kawasan Suci Besakih./Istimewa
Desain Pengembangan Kawasan Suci Besakih./Istimewa

Bisnis.com, DENPASAR – Bali menghabiskan dana hingga Rp12,167 triliun untuk membangun sejumlah infrastruktur, mulai dari Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih hingga Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung.

Gubernur Bali Wayan Koster memerinci, proyek infrastruktur yang terus didorong saat ini adalah Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih, Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung, dan Jalan shortcut Singaraja–Mengwitani.

Kemudian ada juga Pelabuhan Segitiga Sanur di Denpasar, Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida, Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan, pengembangan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritime Tourism Hub, dan pengembangan Stadion Kapten I Wayan Dipta.

Selanjutnya, infrastruktur lain yang sedang dibangun, yakni Pasar Sukawati Blok A, B, dan C, Gianyar, sungai buatan (normalisasi) Tukad Unda di Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, serta pembangunan bendungan untuk penyediaan air bersih.

Adapun, total anggaran yang diperlukan untuk pembangunan proyek infrastruktur tersebut mencapai Rp12,16 triliun yang seluruhnya berasal dari APBN, yakni anggaran Kementerian PUPR Rp3,357 triliun, Kementerian Perhubungan Rp0,56 triliun, APBD Semesta Berencana Provinsi Bali Rp2,15 triliun, dan Pelindo III Rp6,1 triliun.

“Anggaran pembangunan tersebut dialokasikan mulai 2019 sampai dengan 2023,” katanya, Minggu (5/9/2021).

Koster menuturkan, dari sejumlah infrastruktur yang dibangun tersebut, terdapat dua proyek strategis dan monumental sebagai penanda baru sejarah Bali, yakni Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang berada di hulu, serta pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali yang berada di hilir.

Kedua lokasi tersebut dihubungkan aliran air Tukad Unda, dengan posisi Nyegara–Gunung.

Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih sendiri telah dilaksanakan pada 18 Agustus 2021 dan membutuhkan anggaran Rp900 miliar, dengan rincian Rp500 miliar dari Kementerian PUPR, dan Rp400 miliar dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali.

“Krama Bali sangat perlu mengetahui, memahami, dan menghayati kesucian, kesakralan, serta keluhuran Pura Agung Besakih yang merupakan tempat pemujaan utama, Pura Kahyangan Jagat terpenting dan tertinggi di Bali,” sebutnya.

Sejumlah teks susastra Bali memang menyebut Gunung Agung sebagai Tolangkir, yang berarti Dia yang maha Tinggi, Maha Mulia, sekaligus Maha Agung.

Pura Agung Besakih juga disebut sebagai Huluning Bali Rajya, hulu Kerajaan Bali, sekaligus Madyanikang Bhuwana, dan pusat dunia

“Karena itu, Besakih pada masa kerajaan Bali Kuno dikategorikan sebagai kawasan Hila-Hila Hulundang Ing Basukih, yang berarti kawasan suci tempat memohon kerahayuan hidup di hulu Bali, yang dilarang, dipantangkan untuk dilalui atau dimasuki secara sembarangan oleh siapapun,” sebutnya.

Adapun, Kawasan Pusat Kebudayaan Bali terdiri dari tiga zona, yaitu zona inti, penunjang, dan penyangga yang ditata dengan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi. Kawasan Pusat Kebudayaan Bali dibangun di atas lahan seluas 334 hektare di Klungkung.

Pembangunannya juga telah dimulai pada 2020, dengan tahapan pembebasan lahan, membangun sungai buatan (normalisasi) Tukad Unda, pematangan lahan, dan penuntasan perencanaan.

Total anggaran yang diperlukan untuk proyek itu mencapai Rp2,5 triliun dari APBN Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, dan APBD Semesta Berencana Provinsi Bali.

“Pembangunan Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih dan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali yang sangat monumental tersebut, sepenuhnya didedikasikan untuk kebangkitan kembali serta kesinambungan kejayaan peradaban Bali sebagai Padma Bhuwana, dari Era Kerajaan Bali Kuno dengan Raja Udayana abad ke-11, dan Era Kerajaan Gelgel dengan Raja Dalem Waturenggong abad ke-15,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper