Bisnis.com, DENPASAR -- Pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun ini berpotensi lebih baik daripada tahun lalu. Namun, hal tersebut masih tergantung dengan seberapa lama penerapan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diterapkan.
Adapun ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun ini masih akan terkontraksi dengan besaran sebesar minus 1 persen hingga minus 3 persen. Prediksi tersebut terhitung lebih baik daripada realisasi tahun lalu.
Pada kuartal 1/2020, pertumbuhan ekonomi Bali minus 1,2 persen. Pertumbuhan ekonomi kembali terkontraksi pada kuartal II/2020 dengan besaran minus 11,06 persen. Begitu juga pada kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020, pertumbuhan ekonomi Bali terkontaksi masing-masing 12,32 persen dan 12,21 persen.
Secara kumulatif, pada 2020, laju pertumbuhan ekonomi Bali berada pada level minus 9,31 persen.
Kondisi tersebut berlanjut pada kuartal I/2021, dengan pertumbuhan ekonomi Bali tercatat terkontraksi sedalam minus 9,85 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/YoY).
Meskipun demikian, pada kuartal II/2021 ekonomi Bali berhasil tumbuh 2,83 persen secara tahunan (year on year/YoY). Pertumbuhan ini menjadi perbaikan dari periode-periode sebelumnya yang tercatat terkontraksi cukup dalam.
Baca Juga
Pengamat Ekonomi Universitas Udayana I Wayan Rahmanta mengatakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kuartal II/2021 merupakan dampak dari belum diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat maupun level IV. PPKM darurat baru diterapkan pada Kuartal III/2021 sehingga akan berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Bali yang kemungkinan kembali negatif.
"Saat PPKM tidak satupun sektor ekonomi yang bisa tumbuh, tapi itu merupakan pil pahit yang harus dipilih agar masyarakat bisa sehat, untuk selamjutnya baru memikirkan pertumbuhan ekonomi," katanya kepada Bisnis, Kamis (12/8/2021).
Meskipun pada kuartal III/2021, diprediksi negatif, Rahmanta tetap optimistis realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini akan lebih baik dari 2020. Asumsi ini berlaku jika PPKM tersebut berhenti pada akhir Agustus 2021.
"Kita berharap secara rata-rata pertumbuhan negatif lebih kecil banding tahun 2020 yang minus 9 persen. Prediksi pertumbuhan 2021 minus 1% sampai minus 3%," sebutnya.