Bisnis.com, DENPASAR -- Realisasi penyaluran dana program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di Bali mencapai Rp2,87 triliun per 25 Juni 2021. Meski demikian, dana PEN untuk insentif tenaga kesehatan belum juga terealisasi.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil Bali, realisasi dana PEN didominasi program perlindungan sosial. Penyaluran dana program pemulihan ekonomi nasional (PEN) ke bidang perlindungan sosial mencapai Rp1,162 triliun.
Kluster perlindungan sosial meliputi kartu prakerja, bantuan sosial tunia, program sembako, subsidi internet, BLT dana desa, program keluarga harapa, hingga bantuan pelaku usaha mikro (BPUM).
Berikutnya, penyaluran dana PEN terbesar kedua di salurkan ke sektor kesehatan. Realisasi PEN di sektor kesehatan tersalurkan ke klaim dari rumah sakit dengan nilai mencapai Rp704,7 miliar. Klaim rumah sakit tersebut diterima oleh 10.226 pasien yang dirawat di 157 rumah sakit.
Hanya, meskipun program PEN juga disalurkan ke sektor kesehatan, insentif untuk tenaga kesehatan belum juga terealisasi.
Selain di sektor kesehatan, dana PEN juga disalurkan untuk sejumlah program padat karya, ketahanan pangan, hingga penempatan dana di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali untuk mendorong realisasi kredit.
Realisasi dana PEN pada program padat karya PUPR baru mencpai Rp186 miliar atau 50,8 persen dari pagu yang dianggarkan dengan menyasar 11.878 pekerja. Pada program padat karya pertanian telah terealisasi Rp6.07 miliar atau 17,32 persen dari pagu dengan menyasar 3.195 tenaga kerja.
Terakhir, pada program padat karya perhubungan terealisasi Rp119,9 miliar atau 69,6 persen dari pagu dengan menyasar 361 tenaga kerja.
Pada program ketahanan pangan dari Kementerian Pertanian telah tersalurkan Rp499 juta atau 12,48 persen dari pagu.
Penempatan dana di BPD Bali yang senilai Rp700 miliar telah disalurkan berupa kredit ke 10.914 debitur.