Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pandemi, 57 Ribu Debitur di NTT Dapat Relaksasi Kredit

Bisnis.com, MATARAM—OJK NTT mencatat total kredit yang telah diberikan relaksasi selama pandemi hingga Juli 2021 di wilayah ini mencapai Rp4,5 triliun.
Kampung Ujung, Labuan Bajo, Manggaraoi Barat, NTT./Antara
Kampung Ujung, Labuan Bajo, Manggaraoi Barat, NTT./Antara

Bisnis.com, MATARAM—OJK NTT mencatat total kredit yang telah diberikan relaksasi selama pandemi hingga Juli 2021 di wilayah ini mencapai Rp4,5 triliun.

Kepala OJK Wilayah NTT Robert Sianipar menyatakan keringanan pembayaran kredit itu dimanfaatkan oleh sebanyak 57.055 debitur yang mengembangkan usaha di tengah pandemi Covid-19.  Dia menegaskan relaksasi yang berjalan cukup baik di NTT dapat membantu industri keuangan dan masyarakat yang mengembangkan usahanya.

"Relaksasi banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, tentu membantu industri keuangan di NTT tetap tumbuh. Data menunjukkan kredit perbankan di NTT tumbuh 8,49 persen atau Rp36,18 triliun, lebih baik dari nasional yang tumbuh 0,49 persen. Kemudian NPL di NTT juga terkendali 1,17 persen sementara nasional 3,33 persen," jelasnya melalui  aplikasi zoom pada Selasa (3/8/2021).

Masih tumbuhnya kredit di NTT karena perekonomian NTT ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan yang tidak begitu terdampak walaupun di tengah pandemi Covid-19. Pada 2022 kredit perbankan didorong tumbuh 7,5 persen dengan sektor prioritas seperti pertanian dan kehutanan yang ditargetkan realisasi kreditnya Rp18,69 miliar.

"Selain itu, sektor konstruksi juga kami dorong tumbuh dengan kemudahan pemberian uang muka oleh BI, sehingga dan property kita dukung sehingga ada peluang lembaga jasa keuangan memberikan kredit, karena sektor ini memberi mulitplayer ekonomi yang tinggi," jelasnya.

Adapun dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang disalurkan melalui bank himbara dan BPD NTT untuk KUR telah terealisasi senilai Rp123,79 miliar dari potensi penyaluran Rp200 miliar dan penjaminan kredit Rp295 miliar. Robert menjelaskan perlu kerjasama semua pihak agar kredit dan pemasaran produk unggulan di NTT bisa berjalan sehingga lembaga keuangan dan masyarakat bisa berjalan.

"Bagaimana kita menjaga suplai lembaga keuangan tapi dari sisi demand bagaimana produk unggulan debitur bisa dipasarkan. Oleh sebab itu dibutuhkan ekosistem digital yang dimana debitur, kreditur, buyer berada dalam satu ekosistem tersebut sehingga produk unggulan debitur bisa dipasarkan. Selain itu kita membantu KUR supaya lebih tersalur maksimal kami buat portal KUR di NTT,"tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper