Bisnis.com, DENPASAR—Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia mengharapkan momen Rapat Kerja Nasional di Bali atau Rakernas 2021 menjadi kesempatan untuk membahas peningkatan ekspor di era pandemi.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menjelaskan pandemi Covid-19 telah menyebabkan terhambatnya kegiatan industri salah satunya terganggunya rantai pasok produksi termasuk logistik. Untuk mendorong peningkatan, GPEI mengajak perwakilan kemenlu di negara-negara lain mempromosikan produk Indonesia serta menggandeng diaspora Indonesia di luar negeri agar pemasaran produk ekspor semakin besar.
“Memang tahun 2020 surplus ekspor cukup tertinggi, sementara 2021 Januari-Mei kita lebih tinggi dari 2020. Tentu belum bisa samai 2019 ini karena seluruh dunia masih belajar tangani pandemi,” tuturnya saat membuka Rakernas GPEI ke-1 di Kuta, Sabtu (26/6/2021).
Rakernas GPEI ke-1 tahun 2021 di Kuta, mengambil tema “Sinergitas Pemerintah dengan dunia usaha untuk memperbaiki daya saing industri nasional di pasar global dalam mendongkrak ekspor”. Ketua GPEI Bali Panudiana Kuhn mengharapkan ajang ini menjadi pemersatu dan bertukar ide bagi sesama pelaku usaha ekspor agar dapat meningkatkan daya saing dan sekaligus membuka peluang serta membangkitkan perekonomian Bali.
Sementara itu, rakernas GPEI yang dibuka oleh Gubernur Bali I Wayan Koster membahas lima hal penting. Pertama, permasalahan logistik akibat kelangkaan kontainer di tengah pandemi. Hal ini menjadi keluhan sebagian besar eksportir di Indonesia, sehingga dicarikan solusinya, yakni saat importasi agar kontainer yang kosong tidak dibawa kembali ke luar negeri. Hal ini untuk mempermudah eksportir dalam negeri untuk mendapatkan kontainer saat mengekspor produknya.
"Jadi ada usulan agar waktu impor kan banyak kontainer ke Indonesia dan setelah dikosongkan jangan dibawa ke luar dulu, biar eksportir disini nggak sulit cari kontainer," tuturnya Benny.
Kedua, terkait pembiayaan dihadirkan narasumber dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang menjelaskan mengenai fasilitas pendanaan yang dapat diberikan kepada para eksportir. Sehingga diharapkan dengan adanya akses pendanaan ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi melalui ekspor.
Ketiga, masalah pemasaran masih sering ditemui oleh para eksportir. Dalam rakernas disepakati agar perluasan pasar dilakukan melalui kerjasama dengan diekspora yang ada di negara luar melalui sistem pemberian komisi. Menurutnya, para diekspora tersebut lebih mengetahui informasi apa yang dibutuhkan negara bersangkutan.
Keempat, pembahasan mengenai literasi ekspor, seperti langkah-langkah menjalani Karantina Pertanian, dan proses ekspor melalui Bea Cukai. Kelima, terkait masalah umum yang dihadapi anggota organisasi GPEI masing-masing wilayah, seperti salah satu anggota dari GPEI Bali yang menanyakan perihal karantina pertanian karena komoditi yang diusahakan, yakni buah dan sayuran.
"Semoga dengan adanya rakernas ini proses ekspor di Indonesia dapat terus berjalan, khususnya di tengah pandemi. Di mana permintaan masih tetap ada, meski ada beberapa permasalahan yang ditemukan," tambahnya.