Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Ekonomi di Bali Wajib Menggunakan Rupiah

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, sebagai destinasi wisata dunia, potensi pemanfaatan uang asing dalam kegiatan ekonomi sangat tinggi di Bali.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali menekankan kewajiban penggunaan uang rupiah sebagai alat pembayaran sah untuk seluruh transaksi ekonomi Pulau Dewata.

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, sebagai destinasi wisata dunia, potensi pemanfaatan uang asing dalam kegiatan ekonomi sangat tinggi di Bali. Pemanfataan uang rupiah pun harus digunakan sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah, sehingga sumber daya Bali dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat lokal.

"Saya sangat mendukung kebijakan Bank Indonesia dalam memastikan penggunaan rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah," katanya, seperti dikutip dalam rilis, Rabu (5/5/2021).

Menurutnya, perkembangan digitalisasi tidak hanya berkaitan dengan proses teknologi, tetapi juga terkait dengan transaksi pembayaran yang semakin cepat, mudah dan murah bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Pemerintah Bali berharap digitalisasi transaksi ekonomi yang terjadi, seluruhnya masuk ke dalam negeri, bukan ke luar negeri.

"Untuk itu, harus dipastikan bahwa seluruh transaksi diselesaikan dengan Rupiah yang merupakan alat pembayaran yang sah dan simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," sebutnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, Bali patut berbangga karena menjadi daerah terpilih yang menghiasi desain uang rupiah seperti gambar pahlawan I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Pudja, keindahan alam Bali yaitu gambar Pura Ulun Danu Danau Beratan, Tari Legong, Batara Kala, Tari Pendet dan terakhir penggunaan gambar Kain Gringsing pada Uang Peringatan

Menurutnya, saat ini terdapat fenomena rupiah masih dipandang sebagai sebuah instrumen transaksi saja dan belum diimbangi dengan rasa cinta, bangga serta pemahaman mengenai rupiah secara seutuhnya. Fenomena seperti penggunaan selain rupiah sangat disayangkan karena tidak hanya mencederai kedaulatan negara, tetapi juga memberikan dampak kerentanan terhadap fundamental perekonomian bangsa.

"Kami sangat berbangga terhadap pelaku usaha dan masyarakat Bali karena sebagai daerah pariwisata Bali sangat terdepan untuk memastikan rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di tengah transaksi yang dilakukan wisatawan asing," sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper