Bisnis.com, DENPASAR -- Empat pasar di Tabanan yakni Pasar Kediri, Pasar Candikuning, Pasar Sayur Baturiti, dan Pasar Pupuan mulai menerapkan e-Retribusi berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan digitalisasi pasar tradisional di Tabanan dilakukan karena pasar tradisional merupakan jantung kegiatan ekonomi masyarakat yang mampu mendorong roda ekonomi menuju Bali Bangkit.
Digitalisasi, selain memenuhi protokol kesehatan, juga memudahkan proses transaksi dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, serta memudahkan pendataan, karena data transaksi secara otomatis tercatat.
Di sisi lain, bagi pemerintah digitalisasi ini berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah karena transparan dan mendukung pengambilan kebijakan karena data perkembangan harga komoditas di pasar secara lebih cepat dan tepat diperoleh.
"Digitalisasi pasar yang dilakukan di Kabupaten Tabanan ini menunjukkan bahwa digitalisasi itu mudah, tidak ribet diimplementasikan termasuk untuk pedagang kecil tanpa harus berbentuk PT atau Badan Usaha," katanya seperti dikutip dalam rilis, Kamis (22/4/2021).
Harapannya, melalui digitalisasi pasar tradisional ini, akan semakin mendorong percepatan dan perluasan digitalisasi berbasis QRIS di Bali. Hingga 16 April 2021, penerapan QRIS di Bali telah masuk kedalam peringkat 7 besar Nasional.
Perinciannya, per 16 April 2021, Bali memiliki 206.811 merchant yang mengaplikasikan QRIS. Khusus di Tabanan, jumlahnya mencapai 9.349 merchant.
Dalam dua bulan pertama 2021, Januari-Februari 2021, tercatat total transaksi QRIS se-Bali sebanyak 353.000 transaksi dengan nominal mencapai Rp35,51 miliar.
"Astungkara, di wilayah Bali, QRIS yang Cemumuah yakni Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal, sangat cepat progresnya dan masuk ke dalam peringkat 7 besar nasional," sebutnya.