Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eksotik! Belajar Keuangan Sambil Staycation di Samsara Living Museum

Semenjak adanya pandemi, pengaturan keuangan menjadi penting. Begitu ekonomi pulih, dan penghasilan kembali lagi, maka harus ada perencanaan keuangan yang baik agar tidak keteteran.
Kelas Perencanaan Keuangan dari Ngopi Pintar sambil Staycation di Samsara Living Museum./Istimewa
Kelas Perencanaan Keuangan dari Ngopi Pintar sambil Staycation di Samsara Living Museum./Istimewa

Bisnis.com, DENPASAR - Suara lesung dan luwu beradu menghasilkan irama musik tradisional yang khas. Bebunyian alat penumbuk gabah itu menyambut kedatangan tamu di Samsara Living Museum.  

Berada di Desa Jungutan, 10 Km dari Gunung Agung, dan menjauhi hiruk pikuk kota memberi nuansa yang pas untuk belajar merencanakan keuangan bersama Konsultan Keuangan dari tim Ngopi Pintar.  

"Semenjak adanya pandemi, pengaturan keuangan menjadi penting. Begitu ekonomi pulih, dan penghasilan kembali lagi, maka harus ada perencanaan keuangan yang baik agar tidak keteteran," kata Agus Helly Founder Ngopi Pindar kepada Bisnis sepekan lalu. 

Obrolan itu terjadi saat kegiatan berlangsung pada 10-11 April 2021. 

Eksotik! Belajar Keuangan Sambil Staycation di Samsara Living Museum

Kelas Perencanaan Keuangan yang diselenggarakan Ngopi Pintar sambil Staycation di Samsara Living Museum./Istimewa

Menurut Agus, dalam menyiapkan diri setelah pandemi atau dalam kehidupan normal baru, masyarakat perlu mendapatkan literasi keuangan. Sehingga penghasilan dapat digunakan secara maksimal, seperti mulai mempersiapkan dana darurat.

"Dana darurat itu dana likuid yang bisa dipakai dalam situasi darurat seperti saat pandemi Covid-19 ini, dan nominalnya minimal 3 sampai 6 kali kebutuhan bulanan," tambah Agus. 

Menurut Agus banyak masalah keuangan yang timbul di masyarakat karena finansial literasinya rendah.

Dalam hal ini, tim Ngopi Pintar berupaya memberikan edukasi yang berkualitas dengan cara yang benar. Dasar filosofinya manusia hidup harus sehat jasmani, rohani, juga ekonomi.  

Dalam melakukan perencanaan keuangan, masyarakat juga harus mewaspadai situasi utang, seperti Kredit Pemilikan Rumah, (KPR), kartu kredit, dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM). 

Dalam hal ini, jika memiliki lebih dari satu kartu kredit, disarankan agar lebih dulu melunasi yang nominal bunganya paling tinggi. 

Kemudian, jika masih ngekos atau sewa tempat tinggal, paling tidak biayanya hanya 15 persen dari pemasukan, dan jika KPR maksimum 30 persen dari penghasilan. 

"Perjalanan hidup adalah panjang, keinginan tak terbatas, dan penghasilan terbatas. Hidup penuh ketidakpastian, risiko bisa datang setiap saat tanpa kita tahu, maka kita sangat perlu merencanakan keuangan," tutur Agus. 

Dalam kesempatan itu dia juga menyampaikan agar peserta mampu menyisihkan penghasilan untuk disimpan atau diinvestasikan. 

Menabung, sambungnya,  dapat menciptakan kebiasaan yang baik untuk menyisihkan bukan menyisakan dana dari penghasilan.

Investasi, lanjut Agus, dilakukan guna mengoptimalkan uang dan mencapai tujuan keuangan lebih cepat. 

"Kami juga menekankan agar ikut dalam asuransi, sehingga dapat mengelola risiko dan menjaga aset yang dimiliki," jelas dia.  

Kegiatan kelas perencanaan keuangan itu dilaksanakan di Samsara Living Museum, Karangasem, Bali. 

Tempat ini, kata dia, tepat untuk melaksanakan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di tengah pandemi.

"Rencananya, kegiatan serupa akan diadakan oleh Ngopi Pintar secara rutin atau sekali dalam satu bulan," jelasnya. 

Pendiri Samsara Living Museum Ida Bagus Oka Gunartawa menuturkan staycation di Samsara Living Museum memiliki keistimewaan tersendiri.

Peserta dapat melihat Bali yang otentik dan tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Museum kehidupan di Karangasem ini menyajikan kehidupan masyarakat sehari-harinya dengan beberapa pemodelan.

"Saat ini kami sedang mendorong terbentuknya royal palace, dengan siklus hidup masyarakat Bali yang paling fundamental," kata dia.

Tempat ini, lanjutnya, juga menyajikan, experience journey dengan aktivasi prinsip hidup yang berkelanjutan, dan lingkungan melalui beberapa kegiatan literasi dalam aktualisasi perayaan Umat Hindu. 

Dari sisi sosial budaya, tersedia learning center, playground, dan hiburan. Samsara juga bekerja sama dengan 1.000 pengrajin arak berbasis rumah tangga. Setiap satu industri beranggotakan 4 kelapa keluarga. 

"Kami ingin pengrajin arak lokal merasakan dampak yang lebih besar, karena selama ini kontribusi penjualan Mikol hanya 0,2 persen saja yang sampai petani lokal," tuturnya.

Selanjutnya, dari aspek ekonomi, wisatawan dapat tinggal di rumah-rumah penduduk, work from Samsara, melalukam authentic sustainable meeting, water blessing, dan soul reflection.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper