Bisnis.com, DENPASAR – Realisasi penyaluran bantuan kepada pelaku usaha di Bali tercatat masih jauh dari besaran yang dibutuhkan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pelaku usaha di Bali ikut menikmati bantuan yang masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Bantuan-bantuan tersebut meliputi relaksasi atau penundaan pembayaran, bantuan modal usaha,penundaan pembayaran pajak, kemudahan administrasi pengajuan pinjaman, keringanan tagihan listrik, dan bantuan pemasaran.
Berdasarkan hasil survei dampak Covid-19 terhadap sosial demografi dan pelaku usaha Bali pada 2020, jumlah penerima bantuan masih jauh dari yang membutuhkan.
Misalnya, relaksasi pinjaman, dari 59,09 persen usaha mikro kecil (UMK) membutuhkan, penerimanya baru 17,89 persen. Sementara itu, pada usaha menengah besar (UMB), dari 53,48 persen yang membutuhkan, penerimanya baru 20,86 persen.
Begitu juga pada bantuan modal usaha, baru 10,73 persen UMK yang menerima dari 82,96 persen yang membutuhkan. Pada UMB, baru 7,49 persen yang menerima dari 54,01 persen yang membutuhkan.
Baca Juga
Penundaan pembayaran pajak baru diterima 11,58 persen UMK dari 54,34 persen yang membutuhkan. Pada UMB, baru diterima 22,46 persen dari 63,10 persen yang membutuhkan.
Dari 62,52 persen UMK dan 46,52 persen UMB yang membutuhkan kemudahan administrasi pengajuan pinjaman, realisasi yang menerima baru 10,73 persen UMK dan 6,42 persen UMB.
Dari 74,11 persen UMK dan 74,33 persen UMB yang membutuhkan bantuan keringanan tagihan listrik, baru diterima 12,95 persen UMK dan 9,09 persen UMB.
Terakhir, bantuan pemasaran baru diterima 8,86 persen UMK dan 5,35 persen UMB dari yang dibutuhkan 68,82 persen UMK dan 66,84 persen UMB.
"Bantuan-bantuan ini memang ada dalam jenis program pemulihan ekonomi nasional, ini menggambarkan berbagai program yang diluncurkan pemerintah dan dari sisi kemampuan eksekusinya belum sepenuhnya dirasakan pelaku usaha," katanya ,Kamis (8/4/2021).
Meskipun demikian, pemulihan ekonomi diyakini akan semakin menguat pada 2021. Pemerintah tetap melakukan tugasnya dalam mendukung pemulihan ekonomi dari sisi vaksinasi massal, penguatan 3M dan 3T, maupun program pemulihan ekonomi nasional.
"Memang ini kondisi yang sangat luar biasa extraordinary, namun kita terus dukung berbagai sektor untuk mendukung demnad side, berbagai langkah seperti relaksasi pembelian mobil, rumah, dan sekarang yang diluncurkan beli buatan Indonesia. Berbagai langkah itu tidak hanya dilakukan pusat sendiri tapi juga daerah secara bersama-sama," sebutnya.