Bisnis.com, DENPASAR — Penggunaan kartu debet masih mendominasi volume dan nilai transaksi digital di Bali. Meskipun demikian, penggunaan standar nasional kode respons cepat atau Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) di Bali kian bertumbuh seiring dengan peningkatan jumlah merchant.
Berdasarkan data Bank Indonesia Provinsi Bali, nilai transaksi digital di kartu debet hingga akhir 2020 adalah senilai Rp20,31 triliun dari 234 juta transaksi. Kemudian, menyusul kartu kredit senilai Rp1,41 triliun dengan 143 juta transaksi, e-commerce Rp1,12 triliun dengan 5,43 juta transaksi, ojek online Rp234 miliar dengan 4,5 juta transaksi, QRIS Rp22,72 miliar dengan 269.000 transaksi, dan uang elektronik Rp540 juta dengan jumlah 7.034 transaksi.
Sementara itu, memasuki 2021, volume transaksi digital dengan menggunakan kartu debet selama Januari - Februari 2021 mencapai 131 juta dengan nominal Rp11,65 triliun. Penggunaan kartu kredit menyusul di posisi kedua dengan jumlah 102 juta transaksi dan senilai Rp0,95 triliun selama Januari - Februari 2021.
Penggunaan uang elektronik berada di posisi ketiga dengan jumlah 5.043 transaksi atau senilai Rp436 juta selama Januari-Februari 2021.
Transaksi di e-commerce memang baru terdata hingga Januari 2021 dengan jumlah 1,81 juta transaksi dan senilai Rp362 miliar. Transaksi digital di aplikasi ojek online selama Januari 2021 adalah sebanyak 1,53 juta dengan nilai Rp85 miliar.
Meskipun secara volume transaksi digital di ojek online lebih besar, tetapi nominal QRIS tetap lebih tinggi pada periode yang sama. Transaksi digital QRIS selama Januari 2021 adalah senilai Rp16,87 miliar dengan jumlah 150.000 transaksi.
Baca Juga
Per 26 Maret 2021, Bali telah memiliki 201.164 merchant yang mengadopsi QRIS. Secara nasional, urutam adopsi QRIS di Bali berada pada posisi kedelapan. Jumlah merchant terbanyak dengan adopsi QRIS berada di Denpasar sebesar 49 persen dari total merchant QRIS di Bali. Kemudian, disusul Badung 28 persen, Gianyar 8 persen, Buleleng 5 persen, Tabanan 4 persen, Klungkung 2 persen, Jembrana 2 persen, dan Bangli serta Karangasem masing-masing 1 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho manargetkan Bali memilii 350.000.merchant QRIS pada tahun ini. Saat ini adopsi QRIS di perdagangan dinilai sudah meningkat, hanya pada pungutan retribusi yang harus didorong.
"Fokus perdagangan lebih mudah, retribusi diperlukan sistem di pasarnya, ada biayanya, dan latih sumber daya manusianya," katanya kepada Bisnis, Rabu (31/3/2021).
Diakuinya, pasar tradisional memang menjadi tantanan selanjutnya bagi penerapan QRIS di Bali. Namun, sosialisasi akan terus dilakukan Bank Indonesia dan Penyelenggara Sistem Jasa pembayaran (PJSP).
"Ini masalah waktu, cepat atau lambat dan Covid mempercepat digitalisasi," sebutnya.