Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suara Hati Sopir Angkutan Darat NTB Setelah Mudik Dilarang

Awalnya kami gembira dengan diizinkannya mudik, ternyata keputusannya lain, tentu pelarangan ini akan berdampak besar bagi 50 pengusaha transportasi dan 5.000 sopir.
Pengendara sepeda motor melintas dekat poster sosialisasi pencegahan Covid-19 di Jalan Udayana, Mataram, NTB, Senin (22/3/2021)./Antara-Ahmad Subaidi.
Pengendara sepeda motor melintas dekat poster sosialisasi pencegahan Covid-19 di Jalan Udayana, Mataram, NTB, Senin (22/3/2021)./Antara-Ahmad Subaidi.

Bisnis.com, MATARAM - Kebijakan pelarangan mudik pada hari raya Idul Fitri 2021 berdampak besar pada pengusaha dan pekerja transportasi di Nusa Tenggara Barat.

Organisasi Angkutan Darat (Organda) Mataram mencatat sedikitnya 5.000 sopir Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), maupun Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) akan terdampak dengan kebijakan pelarangan mudik.

Ketua Organda Mataram Junaidi Kasum menjelaskan awalnya pengusaha dan pekerja angkutan darat bergembira dengan informasi diizinkannya mudik pada lebaran kali ini.

"Awalnya kami gembira dengan diizinkannya mudik, ternyata keputusannya lain, tentu pelarangan ini akan berdampak besar bagi 50 pengusaha transportasi dan 5000 sopir," jelas Junaidi kepada Bisnis, Senin (29/3/2021).

Organda mengungkapkan jika pelarangan mudik ini belum jelas, apakah mudik dilarang secara keseluruhan seperti perjalanan mudik antar provinsi, kabupaten, atau perjalanan mudik antar kabupaten seperti dari Lombok ke Sumbawa masih diperbolehkan.

"Kalau mudik jarak dekat antar Kabupaten di Lombok ke Sumbawa saja dilarang tentu ini akan bertambah parah dampaknya," ujar Junaidi.

Junaidi meminta pemerintah melihat dampak bagi pengusaha dan pekerja transportasi yang tidak memiliki penghasilan sejak pandemi Covid-19. "Sopir juga butuh biaya untuk keluarga mereka, kebutuhan menjelang lebaran. Kami berharap ada stimulus jika memang mudik ini dilarang," ungkapnya.

Sementara itu General Manager Damri kota Mataram Muhammad Adzani Wahyu Wibowo mengharapkan jika mudik tetap diperbolehkan dengan protokol kesehatan yang ketat pada angkutan penumpang.

"Kami mendukung pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19. Kami berharap mudik tetap diizinkan agar kami bisa memberikan pendapatan kepada para pekerja khususnya pengemudi," jelas Adzani.

Adzani berharap pemerintah lebih bijak melihat dampak ekonomi saat pelarangan mudik diberlakukan. "Biasanya setiap lebaran sebelum pandemi kami panen tahunan, tapi tahun ini pemerintah kembali melarang mudik," ungkapnya (K48).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper