Bisnis.com, DENPASAR - PT BPR Lestari Bali optimistis mampu menjaga rasio kredit bermasalah di tengah upaya mendorong penyaluran kredit.
Teranyar, BPR Lestari Bali berencana akan menyalurkan kredit senilai Rp1,2 triliun kepada pelaku usaha pariwisata dan turunannya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, hingga Februari 2021, penyaluran kredit BPR Lestari naik 0,46 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu (year to date/ytd) menjadi Rp3,9 triliun. Pada akhir 2020, penyaluran kredit BPR Lestari juga tercatat tumbuh 10,02 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Direktur Utama PT BPR Lestari Bali Pribadi Budiono mengatakan, pertumbuhan penyaluran kredit pada akhir 2020, memang diikuti kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Tahun-tahun sebelumnya, BPR Lestari mencatat NPL berada pada level di bawah 1 persen, tetapi pada 2020 posisinya meningkat menjadi 2,4 persen.
"Dari risiko masih managable sesuai di bawah ketentuan otoritas yang maksimal 5%," katanya, Kamis (25/3/2021).
Di tengah upaya menggenjot kredit, BPR Lestari juga memastikan biaya pencadangan yang telah dibentuk masih sesuai dengan ketentuan regulasi. Biaya pencadangan yang dibentuk diyakini masih cukup untuk menghadapi risiko pemburukan kualitas kredit.
"Pencadangan BPR Lestari cukup sesuai regulasi," sebutnya.