Bisnis.com, DENPASAR - Harga pembelian gabah di tingkat petani terjungkal ke posisi Rp4.100 per kilogram atau jauh di bawah harga penjualan pemerintah (HPP) yang ditetapkan senilai Rp4.200 per kilogram.
Persatuan Penggilingan Padi (Perpadi) Bali mencatat dalam kondisi normal, pembelian gabah di tingkat petani biasanya selalu di atas HPP yakni senilai Rp4.600 per kilogram hingga Rp4.700 per kilogram. Adanya panen raya dan impor beras yang dilakukan pemerintah ikut memengaruhi penurunan harga gabah kering panen di tingkat petani.
Ketua Perpadi Bali Anak Agung Made Sukawetan mengatakan jika pembelian gabah di bawah HPP, petani akan merugi karena biaya produksi yang cukup tinggi. Namun, di tengah kondisi ini, harga gabah kering panen berpotensi semakin menurun dengan proyeksi di bawah Rp4.000 per kilogram.
Menurutnya, penurunan harga gabah di Bali mulai terjadi pada seminggu terakhir. Sebelumnya, penurunan harga telah terjadi lebih dulu di Jawa.
"Kayaknya sangat mungkin untuk terus turun, harga beras sekarang sekarang sedang lesu. Bali banyak juga kirim beras ke Jawa yang memang harganya sedang turun," katanya kepada Bisnis, Selasa (23/3/2021).
Menurutnya wacana impor beras dari pemerintah akan membuat petani semakin kesusahan. DI tengah panen raya yang terjadi di rentang Maret hingga April 2021, keputusan untuk melakukan impor beras sangat tidak menguntungkan. Meskipun petani harus merugi karena harga yang turun, tetapi hasil panen dipastikan mampu terserap 100 persen.
Baca Juga
"Kami masih tetap beli, kita belanja terus ke petani dengan tren harga yang mengikuti pasar," sebutnya.