Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asing Dominasi Investasi Pariwisata di Bali

Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali, penanaman modal dalam negeri di Pulau Dewata selama 2020 mencapai Rp5.432,7 miliar untuk 2.513 proyek dan penanaman modal asing (PMA) pada periode sama senilai US$293,3 juta untuk 3.967 proyek.
Suasana kawasan wisata Pantai Kuta yang ditutup sementara tampak lengang di Badung, Bali, Minggu (31/5/2020). Salah satu destinasi pariwisata utama di Pulau Dewata tersebut masih ditutup dari aktivitas masyarakat dan kunjungan wisatawan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19./Antara-Fikri Yusufn
Suasana kawasan wisata Pantai Kuta yang ditutup sementara tampak lengang di Badung, Bali, Minggu (31/5/2020). Salah satu destinasi pariwisata utama di Pulau Dewata tersebut masih ditutup dari aktivitas masyarakat dan kunjungan wisatawan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19./Antara-Fikri Yusufn

Bisnis.com, DENPASAR - Investasi sektor pariwisata di Bali lebih didominasi pemodal asing sehingga masyarakat lokal dikhawatirkan hanya akan menjadi penonton.

Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali, penanaman modal dalam negeri di Pulau Dewata selama 2020 mencapai Rp5.432,7 miliar untuk 2.513 proyek dan penanaman modal asing (PMA) pada periode sama senilai US$293,3 juta untuk 3.967 proyek.

Porsi PMA ke sektor hotel dan restoran mencapai 52 persen, dengan nilai US$152,516 juta atau Rp2,19 triliun. Porsi PMDN ke sektor hotel dan restoran adalah sebesar 45 persen atau senilai Rp2.444,7 miliar.  Artinya, dari segi nilai, investasi sektor hotel dan restoran pada 2020 memang didominasi oleh penanaman modal asing.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa menilai hampir 80 persen investasi di sektor pariwisata Pulau Dewata dilakukan oleh pemodal asing. Pemerintah daerah Bali saat ini sedang berupaya membangun ekonomi kerakyatan sehingga masyarakat lokal juga mendapat limpahan keuntungan dari sektor pariwisata.

"Bisa dilihat daftar investasi pariwisata Bali, banyak memang, tetapi masyarakat tidak kecipratan eur, guberur ingin membangun ekonomi kerakyatan sehingga gemericing dollar, euro bisa dibagi ke sumber daya manusia lokal," katanya, belum lama ini.

Menurutnya, di tengah pandemi, kondisi masyarakat lokal semakin terhimpit. Masyarakat lokal yanghanya menjadi pekerja di sektor pariwisata berakhir menjadi pengangguran.

"Pertumbuhan ekonomi kita minus, tidak ada kehidupan, kolam-kolam hotel banyak dihuni kodok, kalau 4 bulan mereka [masyarakat lokal] masih bisa makan tabungan, sekarang akjirnya menjual aset," sebutnya.

Pengamat ekonomi pariwisata dari Universitas Warmadewa I Made Suniastha Amerta mengatakan, jika dibandingkan secara kuantitas, investasi ke sektor pariwisata di Bali tetap didominasi oleh UMKM yakni masyarakat lokal. Namun, dalam konteks nilai, jika melihat dari banyaknya hotel berjejaring di Bali.

"Perlu dicermati bahwa sektor pariwisata di Bali sebenarnya didominasi UMKM yang notabene kepemilikannya adalah orang lokal," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper