Bisnis.com, DENPASAR - Produsen kopi robusta asal Bali mengalami peningkatan permintaan 30 persen pada 2020 seiring banyaknya kedai yang menawarkan minuman es kopi susu kekinian.
Pemilik Bali Arabika I Komang Sukarsana mengatakan setiap tahunnya mampu memasarkan sekitar 10 ton kopi robusta ke beberapa kedai yang berada di luar Pulau Dewata seperti DKI Jakarta. Kopi jenis robusta memiliki rasa yang lebih pahit dibandingkan kopi arabika, sehingga dipilih sebagai campuran dari minuman kekinian.
"Kopi robusta kami dipanen saat sudah berwarna merah, maka kualitasnya sudah tidak diragukan lagi, dan permintaan terus meningkat dari tahun ke tahun," tuturnya kepada Bisnis, Senin (8/3/2021).
Komang menjelaskan untuk meningkatkan nilai jual kopi khususnya robusta yang memiliki harga setengah lebih rendah dari kopi arabika dapat dilakukan melalui teknik panen yang tepat dengan memetik kopi saat berwarna merah. Kemudian, memberi perlakuan pasca panen yang sesuai, seperti pengeringan kopi menggunakan peneduh, dan membuka peluang kerja sama dengan kedai kopi di Indonesia.
"Melalui teknik khusus ini harga kopi robusta mencapai Rp45.000 per Kg, kalau dulu tanpa teknik tersebut petani cuma dapat Rp19.000 per Kg dan kopinya dijual ke pengepul besar," tambahnya.
Pada tahun ini permintaan kopi robusta diprediksi akan terus meningkat. Bahkan jika dilihat dari penjualan tahun sebelumnya, kopi robusta telah mendominasi penjualan kopi arabika hingga 30 persen.
Hal ini disebabkan karena kopi robusta dari segi harga lebih terjangkau, dan penikmat kopi dalam bentuk minuman kekinian terus bertambah seiring menjamurnya gerai kedai kopi yang baru.
"Kopi kekinian ini daya serapnya tinggi, terlebih semua kalangan dari anak sekolahan juga sekarang suka ngopi, sehingga tren ini akan diikuti oleh meningkatnya permintaan kopi robusta," kata dia.