Bisnis.com, DENPASAR - Produksi beras di Bali pada 2020 menurun seiring dengan merosotnya luas panen pada periode tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi di Bali selama 2020 menurun 4,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) menjadi 90.981 hektar. Pada 2019, luas panen di Bali adalah sebesar 95.319 hektar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Hanif Yahya mengatakan puncak panen padi pada 2020 mengalami pergeseran dibanding 2019. Pada 2020, puncak panen terjadi pada April, yaitu mencapai 12.928 hektar. Sementara itu, puncak panen pada 2019 terjadi pada Mei, yaitu sebesar 15.039 hektar.
Produksi padi di Bali sepanjang Januari hingga Desember 2020 sekitar 532.168 gabah kering giling (GKG), atau mengalami penurunan sekitar 8,14 persen (yoy).
Produksi padi tertinggi di Bali terjadi pada April 2020 yaitu sebesar 76.481 ton, sedangkan produksi terendah terjadi pada Februari yaitu sebesar 10.292 ton. Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada Mei yaitu sebesar 85.853 ton.
"Secara total luas panen padi pada 2020 menurun dibandingkan 2019, begitu juga dengan produksi padi pada 2020," katanya dalam paparan via live streaming, Senin (1/3/2021).
Baca Juga
Menurutnya, penurunan produksi terbesar pada terjadi pada Januari-April 2020, yakni sebesar 44.566 ton, sebagai akibat dari penurunan luas panen sebesar 6.780 hektar.
Selain itu, penurunan produksi juga terjadi pada Mei-Agustus 2020, yakni sebesar 3.833 ton, meskipun luas panen pada periode tersebut mengalami kenaikan sebesar 387 hektar (1,07 persen). Sementara itu, peningkatan produksi padi hanya terjadi pada periode September-Desember 2020, yakni hanya sebesar 1.247 ton.
"Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi tertinggi pada 2020 adalah Tabanan, Gianyar, dan Badung. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah adalah Kabupaten Klungkung, Denpasar, dan Bangli," sebutnya.
Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi di Bali sepanjang Januari hingga Desember 2020 setara dengan 298.573 ton beras atau mengalami penurunan sebesar 8,14 persen (yoy).
"Produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada April, yaitu sebesar 42.910 ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada Februari, yaitu sebesar 5.774 ton," sebutnya.