Bisnis.com, DENPASAR - PT Jamkrida Bali Mandara memproyeksikan peningkatan modal hingga 12,36 persen atau menjadi Rp 145,83 pada 2021.
Berdasarkan laporan keuangan 2020, permodalan PT Jamkrida Bali Mandara sebesar Rp133,47 miliar.
Pemerintah Provinsi Bali menjadi pemegang saham terbesar perusahaan penjaminan ini dengan porsi 89,9 persen atau senilai Rp120 miliar. Disusul kemudian, Badung sebesar 3,7 persen atau senilai Rp5 miliar dan Gianyar 1,49 persen atau senilai Rp2 miliar.
Kabupaten dan kota lainnya memegang porsi saham dengan kisaran Rp1 miliar hingga Rp500 juta. Porsi saham terendah dimiliki Denpasar yakni senilai Rp500 juta.
Besarnya modal perusahaan penjaminan menjadi kunci dalam melakukan ekspansi bisnis. Pasalnya, jumlah kredit UMKM yang diizinkan dijamin berdasarkan ketentuan regulator adalah 20 kali modal.
Direktur Utama Bali Mandara I Ketut Widiana Karya mengatakan pada tahun ini pemerintah Bali berencana menambah setoran modal ke perusahaan senilai Rp15 miliar. Gianyar dan Denpasar juga berencana menambah setoran modal pada tahun ini dengan besaran masing-masing Rp500 juta dan Rp1 miliar.
Baca Juga
Bahkan, Denpasar secara total akan melakukan penambahan setoran modal senilai Rp5 miliar. Setoran modal ini akan dilakukan bertahap dalam beberapa tahun ke depan.
"Yang rutin menambah setoran modal dari 2011 adalah Kabupaten Klungkung, rata-rata Rp100 juta kita dapat per tahun soalnya bupatinya paham dengan pentingnya penjaminan untuk UMKM. Mulai tahun ini, Denpasar yang mengatakan akan melakukan penambahan modal senilai Rp5 miliar secara bertahap," katanya kepada Bisnis, Jumat (26/2/2021).
Meskipun demikian, dia menegaskan setoran modal tersebut masih berupa rencana yang realiasinya dapat berubah sesuai perkembangan keuangan daerah.
"Harapan kita tetap supaya UMKM ini diberdayakan, memang kondisi saat ini UMKM sangat terdampak, seperti pedagang tradisional yang mengalami penurunan omset karena daya beli sehingga kredit yang disalurkan pun menurun dan otomatis membuat penjaminan kami juga menurun," sebutnya.
Perlu diketahui, PT Jamkrida Bali Mandara mencetak kenaikan pendapatan sebesar 1,8 persen pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) menjadi Rp56,8 miliar. Peningkatan pendapatan ini berkat investasi yang dilakukan. Selama 2020, pendapatan investasi perseroan meningkat 114 persen YoY menjadi Rp8,1 miliar.
Saat investasi meningkat, perusahaan diadanng peningkatan nilai klaim. Pandemi Covid-19 membuat sejumlah sektor usaha tidak mampu bertahan sehingga menjadi klaim kepada Jamkrida.
Berdasarkan laporan keuangan 2020, nilai imbal jasa penjaminan menurun 28,91 persen YoY menjadi Rp3,1 triliun. Saat yang sama jumlah nasabah terjamin turun 22,45 persen YoY menjadi 65.080 terjamin.
Di satu sisi, nilai klaim mengalami peningkatan pada 2020 sebesar 74,74 persen YoY menjadi Rp32,6 miliar.